Sabtu, 30 April 2011

Aku Merasa Terbelenggu

Terjerat.

Terantai.
Terkekang.
Padahal berkali-kali aku bilang, sebenarnya aku bebas.
Namun tak bisa kupungkiri.
Ada rantai transparan yang membelenggu hatiku, diriku, dan pikiranku.


Aku ingin bebas.
Tapi aku takut.
Aku ingin melepas semua jeratan ini.
Tapi aku selalu merasa belum siap.
Aku menginginkan kebebasan namun aku takut.
Aku benci...
dan aku hanya ingin berteriak, bebas...
aku hanya bisa berteriak lantang dan bebas lewat tulisan.
Aaaaaaaaaarrrrrrrggggggggghhhhhhhh!!!!

Dan aku masih tetap terbelenggu,
sampai diriku sendiri yang membebaskanku.
Sampai aku benar-benar bebas atas diriku.
Karena tak ada orang lain yang bisa melepaskan jeratan itu kecuali aku...



Inspirasi dari Nietzsche (II)

"I make songs and sing them; and when I make songs, I laugh, cry, and hum; thus I praise God. With singing, crying, laughing, and humming, I praise the God who is my God...." (Z-12)

"I teach you the Overman*. (Z-12, PN-124)
Once the sin against Gof was the greatest sin; but God died, and these sinners died with him." (Z-13,PN-125)"

"The time has come for man to set himself a goal. The time has come for man to plant the seed of his highest hope." (Z-17, PN-129)

"Creation--- that is the great redemption from suffering, and life's growing light. But that the creator may be, suffering is needed and much change. Indeed, there must be much bitter dying in your life, you creators." (Z-87, PN-199)



"...many of them suffer; therefore they want to make others suffer.
...prisoners they are to me, and marked men. He whom they call Redeemer has put them in fetters of false value and delusive words." (Z-91, PN-203)

"I love those whose soul is deep, even when wounded...
I love those who has a free spirit and free heart...
I love those who are as heavy drops, falling one by one out  of the dark cloud that hangs over men, they herald the advent of lightning, and, as heralds, they perish." (Z-16, PN-128)
"My death I praise you, the free death which come to me because I want it. Free to die and free in death, able to say a holy No when the time for Yes has passed..." (Z-72, Pn-85)

"Brave is he who knows fear but conquers fear, who sees the absyss, but with pride." (Z-288, PN-400)

"Will nothing beyond your capacity; there is a wicked falseness who will beyond theor capacity." (Z-289, PN-401)

"If you would go high, use your own legs. Do not let yoursleves be carried up; do not sit on the backs and heads of others." (Z-290, PN-402)

"Lift up your hearts, my brothers, high, higher!
And do not forget your legs either." (Z-294, PN-406)

"The you is older than the I." (Z-60, PN-172)

"Your love of life shall be love your highest hope; and your highest hope shall be the highest thought of life." (Z-48, PN-160)

"...it is annoying to give to them and it is annoying not to give to them." (Z-89, PN-201)

'Silence is worse; all truths that are kept silent becomes poisonous"

"One repays a teacher badly if one always remains nothing but a pupil." (Z-78, PN-190)

Zarathusta adalah dirinya sendiri.
Sungguh luar biasa kutipan-kutipan kalimatnya.
radikal namun bersastra.
Namun tak semuanya yang dikatakan adalah sesuatu yang benar dan tak perlu ditentang.
Justru semua adalah kata-kata yang penuh tentangan.
Apalagi dia telah dianggap gila.
Namun kata-katanya adalah kejujuran dan kebebasan.
Nietzsche pun telah berkata untuk tak usah mengikutinya, bahkan Ia lebih senang dilawan.
Tak semua ajaran harus diikuti, tapi untuk dikritisi.
Reference:
Hasan, Fuad. 2005. Berkenalan dengan Eksistensialisme. Jakarta:  PT Dunia Pustaka Jaya.






Jumat, 29 April 2011

Inspirasi dari Nietzsche

Dulu begitu mendengar kata filsafat rasanya malas banget dan langsung pencitraan negatif yang muncul. Filsafat selalu diidentikkan dengan sesuatu yang gila, irasional, dan bahkan seringkali atheis. Seorang filsuf selalu dianggap sebagai orang yang tidak memiliki agama, tidak percaya pada Tuhan. Ajaran dan pemikiran seorang filsuf memang selalu radikal, bebas, dan subjektif.
Nah... tadi pagi ketika habis bangun tidur aku langsung baca buku kecil karangan Pak Fuad Hasan yang isinya tentang kisah beberapa tokoh-tokoh filsuf. Karena kuliah hari ini akan bahas tentang Nietzsche, maka yaudah aku baca aja yang khusus bagian Nietzsche. Dari semalam waktu mau baca udah maleeesnyaa minta ampun. Tapi ternyata begitu aku baca satu paragraf aja rasanya langsung tertarik dan melahap habis halaman tentang Nietzsche (susahnya buat nulis dengan benar nama dia, rumit..).

Nietzsche adalah filsuf yang menganggap bahwa Tuhan telah mati. Aduh pokoknya kisah dia itu menarik banget deh. Dia hebat. Dia berprinsip bahwa untuk menciptakan ajaran baru harus terlebih dahulu menghilangkan ajaran lama.

"My formula is Amor fati: ....not only to bear up under every necessity, but love it."
"Live dangerously... Erect your cities beside Vesuvius. Send out your ships to unexplored seas. Live in a state of war."
'You great star, what would your happines be had you not those for whom you shine?'
"I sat there waiting---waiting for nothing
Enjoying, beyond good and evil, now
 the light, now the shade; there was only
The day, the lake, the noon, time without end.
then, my friend, suddenly one became two,
And Zarathustra passed by me."
"I teach you the Overman.
One the sin against God was the greatest sin; but God died, and these sinners died with him."
 aduuuh, ngantuk. besok lagi yaaa!!!

I Wanna My Freedom!




Aku menginginkan diriku benar-benar bebas. tidak terkekang oleh diriku sendiri.
Nanti akan kutulis mengenai kutipan-kutipan dari pemikiran filsuf yang bagiku sangat menyentuh dan luar biasa.
(http://www.myfreewallpapers.net/abstract/pages/total-freedom.shtml)

menerbangkan jiwaku
menuju cahaya warna warni
menyenangkan...
tidak lagi muram dan terjerat rantai hitam yang kuat
melambaikan sayapku, bebas
tak takut ancaman
membumbung, melampaui batas kemuraman
menyambut indahnya warna-warni ketenangan.





terbang bersama sayap-sayap kesucian
menjauhi kemuraman
dan kenistaan
bebas
benar-benar bebas tanpa kekangan dan jeratan...
mengubah air mata kegelapan menjadi sebuah loncatan kegembiraan
penuh warna, benderang, cerah.



mengusir kepedihan
menyudahi tetasan kemuraman
membuangnya jatuh ke dalam aliran kegelapan
membawanya menjauh...
mengalir ke muara kedukaan
menyudahi semua kegelapan ini
menggantinya dengan tetes kebahagiaan
penuh warna dan cerah
menitikkannya dalam kubangan kebahagiaan.
dan tak membiarkannya pergi dari kubangan cerah itu.

merasakan kebebasan.
menerbangkan jiwa ke angkasa,
mencumbu cahaya ketenangan
cahaya pemberi terang dalam gelap
melepaskan semua beban
BEBAS...
Aku ingin merasa seperti gambar terakhir itu.
Begitu bebas tanpa kekangan
penuh warna dan cahaya dalam kehidupan
udara segar dan cahaya benderang...


Kamis, 28 April 2011

Burnout? Tryin' To Run Away? (III)

Now I really feel in a sorrow.
Kacau banget rasanya...
Kacau. Suntuk. Stres. Bener-bener capek emosional.
Entah kenapa padahal aku udah berada di tempat yang aku pilih dan incar dari dulu tapi ketika dan tiap kali aku masuk ke tempat itu aku ngerasa ga dapet feelnya.
Hambar dan tertekan.
Ternyata semua ga semudah yang aku bayangkan. Aku waktu itu hanya membayangkan mendapatkan tempat ini tapi ga samasekali bayangin tentang komponen dan sesuatu apa yang harus aku miliki untuk survive di sini. Yah, aku yang salah, terlalu mengejar awal tanpa melihat proses...
Apa yang aku inginkan?
Fly.
menjadi "angel"....

Bisa menjelajah kebebasan. Freedom.





Rabu, 27 April 2011

Burnout? Tryin' to Run away? (II)

Okay aku lanjutin cerita curahan hatiku yang kemarin.
Kemarin aku benar-benar suntukkk banget di kampus. Suntuk bukan karena masalah kuliah aja tapi karena keseluruhan masalah dalam hidup. Mungkin aku mengalami burnout (Maslach (1982) diungkapkan bahwa burnout merupakan sindroma (gabungan gejala) kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan hasrat dalam pencapaian prestasi, yang sering terjadi pada pekerjaan yang sifatnya melayani orang lain) (Kompas, Minggu, 24 April 2011).Aku merasa lelah, bosan, jenuh dengan semua aktivitas dan hal yang aku jalani dan aku jalani selama ini. Aku ingin mencari sesuatu yang baru yang belum pernah aku rasakan. Pergi menjauh dari semua ini. Terbang ke langit mencari tempat yang tenang, nyaman, hijau, penuh gemericik air dan celoteh burung, langit yang biru... Aku ingin sendiri menikmati hidup menyatu dengan alam yang seperti dalam negeri dongeng.
Aku ingin lari dari kenyataan hidupku sendiri. Aku benar-benar lelah. Lebih baik aku benar-benar masuk ke dalam dunia imajinasi yang sebenarnya. Seandainya saja ada Doraemon... Haha, ngelantur deh.
Ok, balik lagi...
Hari Selasa (kini) menjadi hari yang penuh dilema buatku, khususnya buat kehidupan di kampus. Aku yang lebay kayanya sih. Cuma gara-gara jadwal latiha nari dari Klub Peminatan Tari di kampus yang aku ikuti dipindah jadwal ke hari ini. Padahal informasi tentang jadwal latihan juga selalu dijarkom. Ah tapi aku selalu dilema. Hari Selasa itu selalu sebelum hari Rabu, sedangkan hari Rabu ada mata kuliah Faal, mata kuliah yang sangat menarik di Semester ini buatku namun juga agak berat karena faktor dosen yang disiplin dan materi yang banyak dan butuh pemahaman. Sedangkan latihan nari selalu sampai pada malam hari setelah latihan jangan ditanya pasti badannya pegel semua, capek banget. Udah gitu pulang malem kan... Capek pokonya.
Di satu sisi aku ingin mengembangkan kemampuanku di bidang lain selain hanya kuliah aja, bisa nari. Tapi di sisi lain aku ga punya temen yang bisa buat aku merasa nyaman di kelompok ini. Ini sebenarnya yang membuatku selalu dilema dan malas untuk latihan. Namun ketika aku latihan nari aku merasa senang, menikmatinya, dan tidak lagi merasa dilema. Namun tetap saja aku membenci hal ini di satu sisi, ketergantunganku pada teman. Aku benci aku memiliki sifat seperti ini, friend oriented. Ah!
Entahlah aku selalu kacau menciptakan alur yang jelas. Karena ada terlalu banyak pokok pikiran dalam otakku.
Akhirnya setiap kali hari Selasa aku bingung, khusus untuk Selasa ini apalagi. Rabu ada kuis Faal, 4 bab. Ah.. tapi tanggal 6 Mei besok aku akan ikut pagelaran mini untuk menari di Fakultas, yah tentulah walaupun motif awalku ikut KP tari ini untuk belajar menari tapi tetap saja akhirnya aku tidak ingin melewatkan tawaran dan kesempatan untuk ikut tampil nanti, setidaknya latihanku selama ini sedikit memiliki reward. Karena perasaan atau tepatnya rules untuk menciptakan performa terbaik nanti aku ingin ikut latihan ini, karena sudah sebentar lagi...
Aku benar-benar bimbang. Aku inign maksimal juga dalam kuis, dan aku bukanlah tipe orang yang multitasking maupun yang bisa tenang. Yah aku tipe orang T (big tension) yang mudah sekali panik.
Akhirnya karena semua ini otakku tambah pusing, rasanya ingin sekali terbang menembus atap. Ah...!
Namun akhirnya aku memutuskan untuk bolos di mata kuliah kedua aja padahal 3 SKS untuk belajar faal. lagipula aku belum pernah bolos. Jadi gapapalah, nakal dikit. Ga nakal juga sih, itu hal biasa, tapi bagiku yang selama ini menjalani hidup sesuai dengan rule hal ini adalah bentuk kenakalan. Ah hidupku serba sulit karena diriku sendiri, malangnya akuu...
Yah akhirnya aku bolos dan ke kosan temanku untuk belajar, tapi kenyataannya aku ga belajar malah tidur disana. Mungkin karena aku terlalu pusing dan stres. Aku menyesal sebenarnya karena telah menyia-nyiakan waktu dengan tidak berguna. Sangat menyesal.
Akhirnya aku kembalil ke kampus setelah jam latihan nari udah bantar lagi. Ujan-ujanan, sampe basah deh celananya. Dan aku datang on time di tempat latihan sesuai dengan jarkom dan jadwal latihan yang seharusnya. Tapi ketika aku sampai di tempat latihan ngga ada orang sama sekali. Karena aku merasa menjadi orang minoritas di kelompok mayoritas, aku paniklah. Sebenarnya ada latihan atau ngga sih, malah adanya anak-anak lain yang sedang sibuk ngerjain tugas., Aku nggak kenal lagi. Ada banyak lagi. Ngapain aku nunggu dengan ketidakjelasan lama-lama, sendirian lagi. Akhirnya yaudah deh aku turun ke bawah nyari temen, kesana kemari, ga ada. Disms pun pada pending. Ah yaudahlah udah males kalo kaya gini. Ga jelas banget.
Akhirnya aku pulang, ujan-ujanan. Ngejar kereta. Tapi ternyata ga kekejar. Sebaaaalllll!
Dan ketika aku ketinggalan kereta, salah satu anggota KP tari sms, balas smsku tadi, ternyata ada latihan dan sekarang dia abru mau ke tempat latihan. Hah? Udah jam berapa ini? 16.30 woi, telat banget... Bikin aturan sendiri tapi ga ditepati. Sebaaal.. Selalu gini deh di Indonesia. Aku dapet pelajaran sih dari hal ini, kalau ada jadwal undangan jam 08.00 misalnya, dateng aja jam 09.00. Karena berdasarkan pengalaman selalu gitu. Haha.. dan aku bodoh atau memang tak memerdulilkan hal itu. Bodoh memang. Suatu saat aku ingin menetap di suatu tempat yang sistemnya ontime, ga kaya gini, aku sangat berharap agar aku tidak menyia-nyiakan waktuku lagi.
Sumpah hari itu aku benar-benar menghabiska waktu dengan hal yang ga guna.
Aku tambah frustrasi, aku menyesal sangat menyesal. Aku merasa seperti terkena tusukan di hatiku, sangat tajam.
Aku bodoh, dan terlalu ribet dengan diriku.
Aku punya kebebasan psikologis tapi aku tak bisa memanfaatkannya.
Aku merasa terkekang atas diriku.
Aku benci diriku.
Aku benci diriku karena aku benci diriku.
Lalu bagaimana aku akan merasa bahagia jika kebebasan yang aku miliki saja tak bisa aku manfaatkan?
Sungguh keterlaluan...


Ok, tunggu part III. Ini belum selesai...




Selasa, 26 April 2011

Burnout? Tryin' to Run away?

Yaah, sebenarnya aku melewatkan banyak hal untuk aku tulis. Sayang banget deh rasanya. Aku seolah-olah ga punya waktu untuk berdua aja sama diriku, kaya dulu. Entah untuk apa waktuku. Dibilang sibuk sebenarnya ga juga. Hey, aku masih semester dua. Tugas ya masih belum begitu banyak dan rumitlah... Tapi entahlah karena apa. Sebenarnya aku benci untuk selalu mengatakan entahlah. Terkesan aku tidak mau memikirkannya dan masa bodoh. Tapi, ya mungkin memang gitu kenyataannya. 
Balik lagi deh... Sebenarnya aku pingin banget selalu nulisin sesuatu yang aku alami tentang hidupku setiap saat, tapi selalu gabisa... Khususnya untuk akhir-akhir ini. Dan saat ini aku paksakan untuk bisa melakukan itu, menuliskan sesuatu.
Aku menyesal tidak bisa memanfaatkan waktu yang aku punya dengan baik. Rasanya semua udah aku setting agar efektif. Tapi kenyataannya terlalu banyak permisifnya mungkin diriku, jadi semuanya kacau. Ada suatu hal, yang mungkin adalah penyebab utamanya, tapi aku gabisa ceritain disini. Memang ini tempat sampahku, tapi ini ranah publik juga, aku masih punya privasi. Bodoh juga sebenarnya menjadikan media seperti ini sebagai tempat sampah, tempat curhat pribadi. Tapi yah, aku butuh pelampiasan untuk merasa lega, mungkin ada faktor psikologis, kepuasan, setelah aku menuliskan semuanya disini.
Rasanya aku terkekang sama diriku sendiri. Padahal sebenarnya aku bebas loh... Bebas... tapi diriku yang membuat diriku seperti terikat rantai yang kuat sehingga gabisa bebas.


Bulan ini adalah bulan yang berat rasanya buat aku.
Ternyata ramalan zodiak benar, salah satunya tentang keuangan. Banyak banget pengeluaran tak terduga yang aku keluarin bulan ini. Uuuh.. pusingnyaaa... 
Kebanyakan ikut kegiatan=kebanyakan pengeluaran.
Gabisa yang namanya ikutan kegiatan gratis. Yah, setimpal sih sama hal yang didapet, walaupun ga berupa materi. Ikhlasin aja deh, pasti ada manfaatnya (percaya aja deh gitu biar ga nyesel).
Terus, bulan ini juga bulan yang berat, rasanya makin sesak aja dada aku. Tugas menumpuk, kuis banyak, kegiatan pun banyak. Aaargh.. capek rasanya. Pusiing banget.
Penyakit "batuk-batuk" aku kambuh lagi, tulang belakang aku sering sakit lagi. Frustrasi deh rasanya. Sering ga tenang. Mana masalah dari aspek hidupku yang lain juga muncul, semakin kompleks, lengkap udah penderitaan bulan ini. April yang melelahkan.
Aku rasa aku ga punya kebebasan psikologis atas diriku sendiri (terinspirasi dari mata kuliah Etika).
Untuk memutuskan sesuatu atas diriku sendiri saja aku ribuut banget, ribet juga, pusing, mikir lama, banyak pertimbangan. Padahal sebenarnya bisa dengan mudah tinggal bilang ya atau ga.
Misalnya aja nih, dari 3 minggu yang lalu aku udah berencana buat bolos satu mata kuliah di hari Senin karena bagi aku kelas itu ga efektif, aku selalu ngantuk di kelas. Materinya pun bikin malas ah. Bisa dipelajari sendiri. (Itu sekadar alasan, ga boleh gitu sebenarnya berdasarkan nilai norma dan hati nurani..hehe).
Tapi sampai minggu ini pun aku cuma ngomong aja mau bolos, ga dilakuin. Baik sih di satu sisi tapi di sisi lain aku jadi memandang diriku terlalu menyebalkan., mau bolos aja ribet banget, banyak pertimbangan. Padahal aku sama sekali belum pernah bolos. Gapapalah sekali-kali gunain kesempatan bolos.
Uh, itu cuma satu contoh ya, contoh lain masih banyaak banget. Malas mau nulis malam ini. Besok pagi ada kuis faal pun. Harus belajar.
Ah padahal masih belum tuntas nih ceritanya, belum nyangkut juga sama judul dari tulisannya, Burnout or trying to run away, tapi udah jam seginim musti belajar dulu,
Yaudah deh besok aku lanjut lagi part 2 dari judul yang sama.
April dan Selasa yang melelahkan.
Eitss...
ntar dulu, buat reminder tulisan besok:
today, Selasa ini:
presentasi agama yang agak kacau,
bolos kelas inkemas dan tidur di kosan Yosi, padahal niatnya bolos buat belajar faal karena sorenya harusnya aku ikut latihan nari buat persiapan pentas tanggal 6 Mei (entah jadi atau ga, aku ga yakin, banyak faktor, aku merasa jadi kelompok minoritas dari mayoritas di kelompok itu).
Ga jadi latian nari, padahal udah bela-belain ujan-ujanan dari kosan Yosi ke kampus lagi. Semuanya ga ontime seih, bilanngnya latian jam 4.15 tp baru pada dateng jam 4.30. Apa tuh? ga disiplin, bikin males. Udah gitu udah niaaaat banget padahal. Bayangin donk, kecewa, kesel, sebel, BT, bad mood.
Udah gitu ketinggalan kereta deh jadinya gara-gara kegajelasan itu. Ga enaknya jadi orang yang kurang dianggap.
Naik angkot deeeh, nambah ongkos, nambah capek, macet, keujanan. Ah, males. I hate Tuesday...!
Selalu ga jelas mau ngapain. Emang enakan ga punya rules di otak jadi ga ngerasa kacau begitu ada satu hal yang ga berjalan sesuai rules seharusnya, let it flow gitu aja. Tapi sayang aku bukab tipe orang gitu.
\okay okay, cukup dulu deh...




Sabtu, 16 April 2011

Finally, I Feel It. Togetherness

Draft
Narration 2011

Kepanitiaan pertama tingkat universitas yang aku ikuti.
Awalnya cuma mengiyakan ajakan temanku, Lizara Patriona, buat ikutan di rapat bidang dari kepanitiaan itu. Awalnya aku ga ngerti sama sekali. Apa sih Narration? Kok aneh gitu, ini acara apa lagi. Belom pernah denger. Rapat bidang? Bidang apaan ya? Ikut ga yaa... Aduuuh, bingung juga. Tapi akhirnya aku mengiyakan aja.

Finally I found something precious here. Walaupun dalam proses itu bergejolak sana-sini. Macam-macam deh pokoknya. Tapi aku bersyukur bisa ikut ini.


Jumat, 15 April 2011

I Hate Me

Payaaaaah bgt. Aku benci diriku karena aku membenci diriku. Tau karena apa? Karena aku tidak menyukai semua hal tentang diriku. Nothing special. Aku capek harus memaksakan pemikiranku tentang diriku tentang kehebatanku, karena kenyataannya aku payah dalam segalanya. Apa buktinya kalau aku hebat atau aku berarti??
Saat ini aku benar-benar dalam kekrisisan identitas diri.
Aku tidak tahu apa yang aku mau, bahkan aku tidak tahu juga apa yang bisa membuatku merasa bahagia dan tentang. Poor me.....!!!!
Tuhan maaf kalau aku jadi munafik dan orang yang ingkar atas karuniaMu.
Aku hanya butuh bukti dan kenyataan tentang keeksisan diriku. Siapa aku bagi diriku?
Apakah aku ini memiliki sesuatu yang membanggakan dan bisa membuatku dianggap ada?
Aku rasa sebagian besar hidupku penuh dengan dunia khayalan.
Lama-lama aku capek dengan semuanya. Semua bukan kenyataan, hanya sekadar khayalan belaka.
Yang entah bisa kuwujudkan menjadi kenyataan atau tidak sama sekali.
Aku benar-benar membenci hidupku.
Aku seolah terjepit dalam dunia nyata dan dunia khayalan, aku merasa sakit. Unclearly world.
Aku lelah harus konflik dengan diriku, selalu.
Apa sebenarnya hakikat dari kehidupanku ini?
Aku lelah, benar-benar lelah.
Mungkin aku hampir putus asa.
Aku kehilangan diriku yang dulu. Aku merasa sekarang diriku semakin lama semakin tergerogoti dan akan menghilang, lenyap, benar-benar tidak ada lagi eksistensinya lagi.
Aku ini apa? Siapa? Mengapa ada diriku? Mengapa harus aku?
Aku? Aaargh, hampir gila kalau harus selalu begini.
Aku bahkan merasa telah terlalu merasa asyik dalam dunia khayalku, tapi begitu aku masuk ke dalam kenyataan aku merasa sangat ketakutan. Aku hidup dalam dunia yang benar-benar tidak jelas. Dimana sebenarnya hidupku???
Aku begitu ketakutan kehilangan khayalanku, tapi aku tak bisa terus-terusan dalam situasi seperti ini, aku lelah dan benar-benar merasa hampir gila.
Tuhan, bahkan semakin waktu aku merasa menjauh dariMu, semakin jauh dan jauh.
Mungkin aku masih melakukan semacam "ritual" untuk mendekatkan diri kepadaMu, tapi entah kenapa hatiku tak mampu merasakan kedekatan itu denganMu.
Aku semakin menderita berada jauh dariMu.
Aku menginginkanMu. Sadarkan aku dari tidurku, dari ketidaksadaranku, bangunkan aku...
Aku tak tahu lagi harus bagaimana. Aku rasa aku pun tak punya seseorang semacam "ibu peri" yang selalu ada menasihatiku dan menjadi tempat sampah dari semua ganjalan hatiku. Aku lelah Tuhan jika aku yang harus selalu menjadi tempat sampah bagi orang lain tapi aku sendiri tidak bisa mencari tempat sampah bagi diriku. Mungkin ada banyak tempat sampah di luar sana yang mau menerima sampahku, hanya saja aku yang tidak bisa mencarinya.
Ah entahlah. Mungkin hidup dalam kesendirian dan kesunyian adalah yang aku inginkan. Tanpa orang lain. Karena aku tak aka lelah memikirkan mereka dan perasaan mereka. Aku memang egois dan tak pantas hidup dalam kumpulan , aku lebih pantas dan merasa nyaman ketika berada dalam kesendirian. Meskipun sebenarnyanya aku menderita juga. Tapi saat aku sendiri aku tidak akan merasa tersiksa karena berpikir tentang orang lain. Aku asyik dengan duniaku, yang penuh ketidakrasionalan. Aku benci jika harus terus memikirkan apa mau orang lain.
Aku ingin menyepi, pergi jauh menuju suatu kesunyian abadi, hanya ada aku dan diriku, dan burung-burung indah itu, awan putih, labngit biru, pepohonan, beningnya mata air, gemirick murninya, dan hanya bersama diriku.
Yah aku memang hampir gila.
Aku bisa merasa bebas ketika aku berkhayal. Aku tidak terikat dengan aturan-aturan yang membuatku ketakutan, tertekan, tidak ada yang membatasiku. Aku merasa rileks ketika aku berkhayal. Aku benci tekanan, aku benci aturan yang mengharuskanku menyelesaikan sesuatu dengan istilah "under pressure". Meski aku tahu tak mungkin ada keteraturan tanpa ada ancaman, hukuman, dan konsekuensi, serta aturan di dunia ini.
Tapi aku menginginkan kebaikan, kelembutan. Aaarg entahlah aku bicara apa, tanpa arah, kacau...!

Selasa, 12 April 2011

Tears

Burn out.
Depressed.
Sucks!
Alone.
No one understand me, hear my voice, look at my place, especially everyone who I love, my family, my best friend, my... stranger romantic friend (till this time i don't know wether i really have him or not), all, no one know everything that i feel now.
It's hard to save and keep all things alone.
Do u know? Hard, really hard.
I am depressed, stress, frustrated.
But no one come and says "are u okay? Something bad with u? What do u feel right now baby? Can i help u, tell me everything that u feel...
Everything will be okay, don't too worry, i am here be the shoulder of yours. I'll always there for u here, just call me and share everything with me."
No one said one of that words. No one...!
Just my tears, my loyal friend in everytime, every situation i feel.
Just me and my tears.

Kamis, 07 April 2011

Gombal deeeh... tapi Aku Suka.. :P

Tersenyumlah saat kamu mengingatku karena saat itu aku sangat merindukanmu.. Dan menangislah saat kamu merindukanku karena saat itu aku tak berada di sampingmu... tetapi pejamkanlah mata indahmu itu karena saat itu aku akan terasa ada di dekatmu. Karena aku udah berada di hatimu untuk selamanya, tak ada yang tersisa lagi di hatiku selain kenangan-kenangan indah yang bersamamu. Mata indah yang dengannya aku biasa melihat keindahan cinta, mata indah yang dahulu adalah milikku kini semuanya terus jauh meninggalkanku. Hidupku terasa kosong tanpamu. Hati, cinta, dan rinduku adalah untukmu. Cintamu tak akan pernah membebaskanku, bagaimana aku akan mencari cinta lain karena mereka tak tertandingi oleh sosok dirimu. Cinta ini akan terus ada hingga kematian menjemputku. Aku hanya bisa menangisi semua ini...

Cintaku hanya untukmu.
Saat sayap-sayapku patah karena cintamu, cintamu akan tetap tinggal bersamaku hingga akhir hayatku.
Dan setelah kematian hingga tangan Tuhan akan menyatukan kita lagi...
Betapapun hati telah terpikat pada sosok terang dalam kegelapan...
Yang telah menghidupkan sinar redupku namun tak dapat menyinari dan menghangatkan perasaanku yang sesungguhnya.
Aku tidak pernah menemukan cinta yang lain selain cintamu.
Kamu tak kan pernah terganti bagaikan pecahan hati menghilangkan kesedihan, kesunyian...
Aku hanya bisa pasrah untuk cinta kita semoga abadi...
I love you (*****)


created by B.S.P

Minggu, 03 April 2011

Thanks God

Tuhan, beribu terima kasih ingin aku ucapkan kepadaMu atas segala-galanya.
Atas segala hal yang telah Kau karuniakan kepadaku.
Atas semua hal yang membahagiakan, menyedihkan, mengecewakan, mengharukan, dan semuanya. Semua hal dariMu sangat berguna dan indah pada akhirnya untukku.
Seperti hal yang satu ini, yang akhrinya aku rasakan.
Love.
Unpredictable. Kau menganugerahiku perasaan ini.
Entah apa aku benar-benar merasakan yang namanya cinta atau sekadar sensasi beda sesaat.
Yang jelas Tuhan, di usiaku yang ke tujuh belas menuju delapan belas akhirnya aku harus tetap terjatuh pada sesuatu yang paling aku benci sebelumnya, paling aku takuti untuk aku rasakan, dan paling ingin aku tolak ketika dia menghampiriku.
Yah, aku selalu tidak bisa menuliskan secara sistematis dan mengalir mengenai apa yang sebenarnya aku pikirkan untuk aku tuliskan...
Tuhan, pokonya di usiaku yang tujuh belas menuju delapan belas ini aku sangat berterima kasih, khususnya karena anugerah itu.
Meski Kau memberiku kerumitan, kepedihan, ketidakmasukakalan, ketakterdugaan untuk mengenal dia tapi pada akhirnya aku rasa aku benar-benar jatuh untuknya.
Aku berharap dia menjadi teka-teki misteri cinta dalam kehidupanku yang final.
Aku merasa mendapat kesan yang sangat-sangat berbeda untuk mengenal dirinya itu.
Walapun hingga kini dia masih berwujud sosok abstrak dan entah aku tidak tahu wujudnya seperti apa tapi aku merasa yakin tentang perasaanku kepadanya.
Meskipun aku merasa semua ini memang rumit dan agak tidak masuk akal, tapi aku rasa dia tulus kepadaku, Tuhan...
Aku juga telah mendengar banyak tentangnya dari orang lain yang dekat dengannya. Yah meskipun aku juga tidak mengenalnya.
Tuhan, apa dia jodohku?
Ah, rasanya terlalu dini membicarakan jodoh di usiaku.
Apalagi jodoh dari awal bukanlah prioritasku dan bahkan aku ingin menyingkirkannya jauh-jauh dari kehidupanku.
Tapi semenjak kehadirannya, rasany otakku tercuci oleh semua kata-kata dan tentangnya.
Aku rasa mindsetku sekarang berubah, hampir 180 derajat mengenai kata yang satu itu.
Oh Tuhan. Misteri apa ini...
Aku sangat ingin mengetahui bagaimana akhirnya aku dengannya nanti.
Jujur aku merasa sangat takut untuk kehilangannya. Aku telah membebaskan perasaanku untuk mengalirkan sensasi dan ketulusan itu baginya.
Mungkin bagi orang lain yang masih waras dan rasional karena belum pernah tersentuh sensasi kerumitas perasaan ini aku sangatlah bodoh dan agak ga waras, ga rasional...
Tapi ternyata setelah mendapat sentuhan mengenai cinta memang dengan sendirinya pikiran menjadi irasional dan semua terasa buta. Tapi aku masih memiliki kesadaran dan aku masih rasional.
Ah entahlah aku bicara apa...
Tuhan, semoga dia memang orang yang tepat untuk selamanya.
Atau jika Kau menghendaki hanya untuk sementara maka kuatkan aku dan berikan gantinya yang lebih baik.
Oh Tuhan, baru kali ini aku curhat tentang cinta, tentang sesuatu yang awalnya sangat ingin aku benci dan ingin aku singkirkan jauuh jauuh dari aspek kehidupanku.
Tapi ternyata aku seperti terkena karma.
Sekalinya aku mengenalnya aku langsung terperangkap dan jatuh cukup dalam ke dalamnya.
Bahkan ah, bahkan aku sangat menginginkannya sekarang.
Ouh.. Tuhan apa yang Kau rencanakan dari semua ini sebenarnya??
Duniaku seolah berputar lebih cepat dengan putaran yang s edikit menyimpang dari porosnya.
Aku merasa sedikit menyimpang.
Tuhaaan.. aku mohon beri aku petunjukMu selalu.
Aku hanya tidak ingin menjauh dariMu dan aku hanya tidak ingin menjadi seseorang yang lemah karena semua sekarang berubah dalam hidupku, terutama aspek yang satu itu.
Aku masih merasa takut Tuhan.. tolong aku...Berikan aku kejelasan mengenai ini, berikan aku petunjuk mengenai apa yang harus aku lakukan dan aku rasakan, jauhkan aku dari segala kemunafikan...



Jumat, 01 April 2011

All About This Complicated Things

Love. (dalam konteks romantic relationship)
Sesuatu yang sangat rumit. Tak pernah bisa benar-benar dipahami dan dikendalikan.
Sebelumnya, tulisan ini sekadar pendapat common sense dariku sendiri, curahan kegalauan hati.
Yap. Really complicated kalo udah mikirin tentang cinta.
Cinta itu seringkali membuat seseorang menjadi gila.
Cinta itu tak menentu.
Terkadang membuat perasaan tiba-tiba menjadi berbunga-bunga, menggebu, penuh gairah.
Bahkan seperti orang gila, senyum-senyum sendiri tanpa sebab yang jelas.
Membuat angan seolah terbang ke angkasa, membumbung, aah, sensasi yang indah untuk dirasakan.
Memberi kekuatan untuk berjuang dan memberi semangat untuk hidup.
Tak terelakkan pokoknya, cinta membuat hidup terasa lebih hidup dan indah. Penuh angan yang selalu menjadi harapan setiap orang untuk mendapatkan kebahagiaan.
Tapi tak terelakkan juga cinta seringkali membuat perasaan terasa teriris pisau yang sehabis diasah, tajam, sakit, masuk terlalu dalam, menikam kebahagiaan yang terasa.
Meremukkan permata angan yang indah.
Menusuk, melukai. Sakit. Air mata, tangisan, kepedihan. Semua itupun datang tiba-tiba. Unpredictable. Tanpa sebab yang jelas.

Sampai saat ini aku masih ragu tentang keinginanku terkait hal itu.
Satu sisi aku ingin menolak terus menerus kodrat alamiah yang memang telah terberi dari Sang Kuasa untuk setiap insan ciptaanNya itu. Rasanya aku ingin menghindar selamanya dari sesuatu yang satu ini. Menjauhinya dan ingin untuk tak pernah samasekali untuk merasakannya dan mengalami sensasi-sensasinya.
Aku terlalu takut. Aku tak ingin merasakan nggak enaknya dari hal itu.
Meskipun penuh sensasi tapi itu menakutkan. Ngeri.
Tapi disisi lain aku sadar aku tidak bisa terus menerus menjadi orang munafik yang selalu bilang aku tak butuh cinta dan bisa hidup tanpanya. Aku tak membutuhkannya dan aku membencinya.
Karena sebenarnya bagaimanapun itu adalah sesuatu yang telah terberi dari alam, dari Tuhan.
Sesuatu yang tak akan mungkin pernah bisa dihindari meski bagaimanapun aku telah menghindarinya, menolaknya.
Dan aku sangat mengharapkannya mengisis ruang hidupku.
Meski aku takut tapi sebenarnya aku menginginkannya...