Okay aku lanjutin cerita curahan hatiku yang kemarin.
Kemarin aku benar-benar suntukkk banget di kampus. Suntuk bukan karena masalah kuliah aja tapi karena keseluruhan masalah dalam hidup. Mungkin aku mengalami burnout (Maslach (1982) diungkapkan bahwa burnout merupakan sindroma (gabungan gejala) kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan hasrat dalam pencapaian prestasi, yang sering terjadi pada pekerjaan yang sifatnya melayani orang lain) (Kompas, Minggu, 24 April 2011).Aku merasa lelah, bosan, jenuh dengan semua aktivitas dan hal yang aku jalani dan aku jalani selama ini. Aku ingin mencari sesuatu yang baru yang belum pernah aku rasakan. Pergi menjauh dari semua ini. Terbang ke langit mencari tempat yang tenang, nyaman, hijau, penuh gemericik air dan celoteh burung, langit yang biru... Aku ingin sendiri menikmati hidup menyatu dengan alam yang seperti dalam negeri dongeng.
Aku ingin lari dari kenyataan hidupku sendiri. Aku benar-benar lelah. Lebih baik aku benar-benar masuk ke dalam dunia imajinasi yang sebenarnya. Seandainya saja ada Doraemon... Haha, ngelantur deh.
Ok, balik lagi...
Hari Selasa (kini) menjadi hari yang penuh dilema buatku, khususnya buat kehidupan di kampus. Aku yang lebay kayanya sih. Cuma gara-gara jadwal latiha nari dari Klub Peminatan Tari di kampus yang aku ikuti dipindah jadwal ke hari ini. Padahal informasi tentang jadwal latihan juga selalu dijarkom. Ah tapi aku selalu dilema. Hari Selasa itu selalu sebelum hari Rabu, sedangkan hari Rabu ada mata kuliah Faal, mata kuliah yang sangat menarik di Semester ini buatku namun juga agak berat karena faktor dosen yang disiplin dan materi yang banyak dan butuh pemahaman. Sedangkan latihan nari selalu sampai pada malam hari setelah latihan jangan ditanya pasti badannya pegel semua, capek banget. Udah gitu pulang malem kan... Capek pokonya.
Di satu sisi aku ingin mengembangkan kemampuanku di bidang lain selain hanya kuliah aja, bisa nari. Tapi di sisi lain aku ga punya temen yang bisa buat aku merasa nyaman di kelompok ini. Ini sebenarnya yang membuatku selalu dilema dan malas untuk latihan. Namun ketika aku latihan nari aku merasa senang, menikmatinya, dan tidak lagi merasa dilema. Namun tetap saja aku membenci hal ini di satu sisi, ketergantunganku pada teman. Aku benci aku memiliki sifat seperti ini, friend oriented. Ah!
Entahlah aku selalu kacau menciptakan alur yang jelas. Karena ada terlalu banyak pokok pikiran dalam otakku.
Akhirnya setiap kali hari Selasa aku bingung, khusus untuk Selasa ini apalagi. Rabu ada kuis Faal, 4 bab. Ah.. tapi tanggal 6 Mei besok aku akan ikut pagelaran mini untuk menari di Fakultas, yah tentulah walaupun motif awalku ikut KP tari ini untuk belajar menari tapi tetap saja akhirnya aku tidak ingin melewatkan tawaran dan kesempatan untuk ikut tampil nanti, setidaknya latihanku selama ini sedikit memiliki reward. Karena perasaan atau tepatnya rules untuk menciptakan performa terbaik nanti aku ingin ikut latihan ini, karena sudah sebentar lagi...
Aku benar-benar bimbang. Aku inign maksimal juga dalam kuis, dan aku bukanlah tipe orang yang multitasking maupun yang bisa tenang. Yah aku tipe orang T (big tension) yang mudah sekali panik.
Akhirnya karena semua ini otakku tambah pusing, rasanya ingin sekali terbang menembus atap. Ah...!
Namun akhirnya aku memutuskan untuk bolos di mata kuliah kedua aja padahal 3 SKS untuk belajar faal. lagipula aku belum pernah bolos. Jadi gapapalah, nakal dikit. Ga nakal juga sih, itu hal biasa, tapi bagiku yang selama ini menjalani hidup sesuai dengan rule hal ini adalah bentuk kenakalan. Ah hidupku serba sulit karena diriku sendiri, malangnya akuu...
Yah akhirnya aku bolos dan ke kosan temanku untuk belajar, tapi kenyataannya aku ga belajar malah tidur disana. Mungkin karena aku terlalu pusing dan stres. Aku menyesal sebenarnya karena telah menyia-nyiakan waktu dengan tidak berguna. Sangat menyesal.
Akhirnya aku kembalil ke kampus setelah jam latihan nari udah bantar lagi. Ujan-ujanan, sampe basah deh celananya. Dan aku datang on time di tempat latihan sesuai dengan jarkom dan jadwal latihan yang seharusnya. Tapi ketika aku sampai di tempat latihan ngga ada orang sama sekali. Karena aku merasa menjadi orang minoritas di kelompok mayoritas, aku paniklah. Sebenarnya ada latihan atau ngga sih, malah adanya anak-anak lain yang sedang sibuk ngerjain tugas., Aku nggak kenal lagi. Ada banyak lagi. Ngapain aku nunggu dengan ketidakjelasan lama-lama, sendirian lagi. Akhirnya yaudah deh aku turun ke bawah nyari temen, kesana kemari, ga ada. Disms pun pada pending. Ah yaudahlah udah males kalo kaya gini. Ga jelas banget.
Akhirnya aku pulang, ujan-ujanan. Ngejar kereta. Tapi ternyata ga kekejar. Sebaaaalllll!
Dan ketika aku ketinggalan kereta, salah satu anggota KP tari sms, balas smsku tadi, ternyata ada latihan dan sekarang dia abru mau ke tempat latihan. Hah? Udah jam berapa ini? 16.30 woi, telat banget... Bikin aturan sendiri tapi ga ditepati. Sebaaal.. Selalu gini deh di Indonesia. Aku dapet pelajaran sih dari hal ini, kalau ada jadwal undangan jam 08.00 misalnya, dateng aja jam 09.00. Karena berdasarkan pengalaman selalu gitu. Haha.. dan aku bodoh atau memang tak memerdulilkan hal itu. Bodoh memang. Suatu saat aku ingin menetap di suatu tempat yang sistemnya ontime, ga kaya gini, aku sangat berharap agar aku tidak menyia-nyiakan waktuku lagi.
Sumpah hari itu aku benar-benar menghabiska waktu dengan hal yang ga guna.
Aku tambah frustrasi, aku menyesal sangat menyesal. Aku merasa seperti terkena tusukan di hatiku, sangat tajam.
Aku bodoh, dan terlalu ribet dengan diriku.
Aku punya kebebasan psikologis tapi aku tak bisa memanfaatkannya.
Aku merasa terkekang atas diriku.
Aku benci diriku.
Aku benci diriku karena aku benci diriku.
Lalu bagaimana aku akan merasa bahagia jika kebebasan yang aku miliki saja tak bisa aku manfaatkan?
Sungguh keterlaluan...
Ok, tunggu part III. Ini belum selesai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar