Selasa, 28 Desember 2010

ROMANTIC RELATIONSHIP

Yang membedakan romantic relationship dengan persahabatan adalah adanya hasrat untuk kepuasan seksual (Kenrick, Neuberg, Cialdini, 2007).
            Romantic relationship memiliki peran yang cukup penting dalam kehidupan remaja. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Teenage Research Unlimited pada tahun 2006, disebutkan bahwa sebagian dari semua remaja mengaku telah menjalin pacaran dan mendekati sepertiga dari semua remaja telah dalam hubungan berpacaran yang serius (Sorensen, 2007). Romantic relationship pada remaja memiliki efek jangka panjang pada self esteem dan pembentukan nilai-nilai personal, hubungan yang mendalam, dan seksualitas (Sorensen, 2007 dalam Barber & Eccles, 2003). Pentingnya romantic relationship pada remaja diantaranya dapat memfasilitasi proses memperoleh pemahaman yang luas mengenai siapa mereka dan apa value mereka. Selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan interpersonal. Melalui hubungan pacaran, remaja sering memperhalus cara mereka berkomunikasi dan bernegoisasi, meningkatkan empati, dan belajar bagaimana untuk memelihara hubungan yang mendalam dengan seseorang. Perpisahan diantara remaja dan pacarnya dapat memicu stres dan depresi, namun dapat pula membantu remaja untuk meningkatkan resiliendi dan gaya coping yang diperlukan untuk mengendalikan situasi sulit dalam hubungan selanjutnya dalam kehidupan mereka ( Sorensesn, 2007 dalam Barbar & Eccles, 2003). Pacaran juga dapat meningkatkan emotional support. Namun hanya sahabat yang yang memberikan support lebih daripada pacar. Emotional support yang diberikan oleh pacar yang mungkin memiliki arti yang penting hanya untuk para remaja seksual minoritas. Untuk para remaja minoritas seksual, pacar mungkin adalah satu-satunya orang yang memberikan rasa aman dan nyaman untuk berbagi pemikiran dan perasaan mengenai identitas seksual mereka (Sorensen, 2007 dalam Furman, 2002). Jadi pacar lebih memberikan emotional support yang mengarah kepada hal yang bersifat seksual. Sedangkan sahabat tidak, lebih luas cakupannya.
            Dalam kenyataannya, remaja lebih sering melaporkan kekerasan dalam berpacaran daripada kelompok usia lainnya (Sorenses, 2007 dalam National Center for Injury Prevention and Control, 2006).
            Hubungan berpacaran pada remaja memiliki resiko yang besar dalam mengalami kekerasan verbal, emosional, dan fisik dari pasangannya. Mayoritas remaja (61 persen) yang telah berpacaran melaporkan bahwa pasangannya telah membuat mereka merasa buruk dan malu dalam memandang dirinya sendiri. Kemudian, lebih dari 27 persen remaja yang berpacaran mengatakan bahwa mereka sering dipanggil dengan panggilan yang membuat mereka merasa buruk oleh pasangannya. Sedangkan 30 persen remaja yang berpacaran mengatakan bahwa mereka khawatir jika dilukai secara fisik oleh pasangannya dan lima belas persen mengatakan mereka pernah dipukul, ditampar atau “didorong” oleh pasangannya (Sorensen, 2007 dalam Teenange Research Unlimited, 2006).
            Hubungan pacaran memiliki kecenderungan terhadap perlakuan seksual, karena pada dasarnya pacaran itu dilandasi oleh hasrat emosional terhadap kepuasan seksual seseorang. Sebuah signifikan minoritas dari remaja dalam romantic relationship melaporkan merasa tertekan untuk diminta melakukan aktivitas seksual. Satu dari empat remaja melaporkan bahwa melakukan seks sangat diharapkan dan satu dari tiga remaja wanita yang masih berpacaran mengatakan bahwa mereka telah ditekan untuk melakukan seks atau dipaksa melakukan aktivitas seksual ketika mereka tidak ingin melakukannya (Sorensen, 2007 dalam Teenage Research Unlimited, 2006). Sedangkan hubunga seksual dapat memiliki konsekuensi jangka panjang.
            Romantic relationship menimbulkan emosi yang kuat. Namun, karena hubungan ini melibatkan kontak seksual, mereka yang terlibat dalam hubungan ini rentan terhadap risiko kehamilan dan terkadang korban seksual. Putus dengan pacar merupakan faktor terkuat penyebab depresi dan bunuh diri pada remaja (Papalia, Olds, & Feldman, 2007 dalam Bouchey & Furman, 2003). Yang membedakan hubungan ini dengan persahabatan adalah adanya nafsu dan komitmen.
            Romantic relationship cenderung menjadi kuat dan lebih mendalam selama remaja c dalam Bouchey & Furman, 2003). Pasangan dalam romantic relationship berfungsi sebagai figur cinta, sebagai pelampiasan dalam keadaan susah, sahabat dan teman yang terikat dalam intimacy, kasih sayang, kerjasama yang seimbang, bantuan, kepedulian, dan pemenuhan kebutuhan seksual (Papalia, Olds, & Feldman, 2007 dalam Furman & Wehner, 1997).
            Tujuan utama berpacaran sebenarnya adalah untuk mencari pasangan untuk menemani kehidupan seseorang di masa mendatang. Namun pada remaja orientasi berpacaran belum mengarah kepada hal tersebut. Berpacaran pada remaja lebih mengarah kepada rekreasi, mencari kesenangan dan bersenang-senang, mencari status agar dianggap keren oleh orang lain, merupakan bagian proses sosialisai pada remaja yang dapat membantu mereka belajar untuk berada di dekat seseorang dan membantu dalam mempelajari tata cara bergaul. (Santrock, 1990).
            Dalam berpacaran, penampilan fisik yang menarik menjadi salah satu hal yang penting. Selain itu, kemiripan dan seksualitas juga menjadi unsur yang harus ada dalam berpacaran. Dalam suatu penelitian mengenai self monitoring, 39 orang pria yang masih berada di perguruan tinggi, ketika mereka ditanya mengenai karakteristik yang paling penting yang harus ada dalam kencan orang berpacaran, kebanyakan dari mereka mengatakan mengenai daya pikat fisik. Kemudian dalam penelitian kedua, beberapa orang mahasiswa diberikan informasi mengenai dua orang wanita, yang pertama bernama X, dengan karakter fisik yang tidak menarik tapi sangat ramah dan baik. Satu orang lagi bernama Y, secara fisik sangat menarik, tidak ramah, moody, dan lebih tertarik dengan dirinya sendiri daripada kepada orang lain. Pria dengan self monitoring yang tinggi lebih memilih Y untuk diajak kencan dan mungkin berlanjut pada hubungan yang lebih serius (berpacaran) (Santrock, 1990 dalam Snyder, Berscheid, & Glick, 1985).
            Sahabat dan pacar memiliki aspek yang hampir sama, diantaranya sebagai sumber dukunagn, companionship, dan  intimacy. interaksi positif seperti companionship dan dukungan, dengan pasangan memberikan sebuah sumber penting dari dukungan emosional, dengan demikian berkontribusi terhadap kesehatan mental remaja dan meminimalkan rasa kekhawatiran.
            Sebaliknya, interaksi yang negatif, seperti kritik, konflik, dan tekanan dapat membuat perasaan remaja menjadi stres dan khawatir. Romantic partner (pacar) menimbulkan perasaan malu dan kesadaran diri (La Grca & Mackey, 2007 dalam Connolly, Ben-Knaz, Goldberg, & Craig, 1996). Romantic partner didefinisikan sebagai seseorang yang secara fisik membuat kamu tertarik dan memiliki kedekatan kontak, misalnya, berpegangan tangan, mencium, dsb., yang kamu anggap lebih dari seorang teman dan kamu ajak berkencan (La Greca & Mackey, 2007). Efek jangka panjang dari ketidakbaikan hubungan dalam romantic relationship yaitu memberikan bayangan gelap terhadap paradigma remaja mengenai hubungan sejenis itu di masa tuanya nanti.


jadi menurut kalian pacaran itu menguntungkan atau merugikan?
subjektif banget memang.
maaf lagi, blom gue edit, karena males. hehe
sumber esai buat tugas akhirku.


Referensi:
Kenrick, D.T., Neuberg, S.L., Cialdini, R.B., (2007). Affiliation and Friendship, Social Psychology Goals in Interaction (4th edition) (pp. 224-238). USA:  Pearson.
Kenrick, D.T., Neuberg, S.L., Cialdini, R.B., (2007). Love and Romantic Relationship, Social Psychology Goals in Interaction (4th edition) (pp.259-260). USA:  Pearson.
La Greca, A.M., Mackey, E.R. (2004). Adolescents’ Anxiety in Dating Situations: The Role of Other-Sex Friends, Close Friends, and Romantic Partners. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology (pp. 3-19). Retrieved 2007, from http://www.psy.miami.edu/faculty/alagreca/lagreca_mackey_2007.pdf.
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2007). Psychosocial Development in Adolescent, Human Development (10th edition ) (pp. 459-460). New York:  McGraw Hill Int. Edition.
Ponti, L., Guarnieri, S., Smorti, A., Tani, F. (February 11, 2010). A Measure for the Study of Friendship and Romantic Relationship Quality from Adolescence to Early-Adulthood. The Open Psychology Journal, 3(76-87). Retrieved March 27, 2010, from https://www.bentham.org/open/topsyj/articles/V003/76TOPSYJ.pdf.
Santrock, J.W. (1990). The Context of Adolescent Development, Adolescent (4th edition) (pp. 261, 272, 277, 278). USA:  Wm. C. Brown Publisher.
Sorensen, Sarah. (July 2007). Adolescent Romantic Relationship. ACT for Youth Center of Exellence, Research Facts and Findings, 1(1-4). Retrieved July, 2007, from http://www.actforyouth.net/documents/AdolescentRomanticRelationships_July07.pdf.

FRIENDSHIP


            Sahabat, menurut kamus Webster adalah seseorang yang bukan keluarganya maupun kekasih seseorang, namun terdapat kasih sayang dan perhatian diantara keduanya (Kenrick, Neuberg, Cialdini, 2007). Hubungan percintaan melibatkan perasaan romantis maupun seksual dan pernikahan melibatkan hukum yang legal dan hak yang eksklusif. Persahabaatan, kebalikannya, tidak melibatkan semua itu  (Kenrick, Neuberg, Cialdini, 2007 dalam Rawlins, 1992). Kemiripan yang ada dalam persahabatan diantaranya pandangan, umur, pemikiran, minat, kebiasaan. Sahabat bisa mengurangi perasaan kesepian (Kenrick, Neuberg, Cialdini, 2007).
Seorang sahabat dapat menyediakan sumber dukungan emosional dan dengan memberikan saran tentang bagaimana mengendalikan situasi baru atau situasi yang membingungkan yang timbul dengan pacar mereka. Sahabat juga dapat mengurangi kekhawatiran seseorang dengan menyediakan waktu untuk dihabiskan bersama ketika dalam situasi yang kurang menyenangkan maupun yang menyenangkan. Namun interaksi negatif dengan sahabat, seperti tekanan, kritik, dan ketertutupan, dapat menyebabkan perasaan yang tidak nyaman atau distres dan dapat berkontribusi terhadap anggapan negatif pada situasi-situasi sosial yang lain, termasuk pacaran dan situasi heterososial (La Greca & Mackey, 2007 dalam Brown 1999).
            Hubungan persahabatan secara signifikan memajukan kemandirian, self-esteem, identitas, dan perkembangan kognitif sosial. Persahabatan juga memengaruhi keseluruhan penyesuaian diri dan individual well-being. Sahabat dianggap sebagai sumber utama dari bimbingan, pembentukan opini, dan dukungan sosial. Selanjutnya, intimacy, kebersamaan, dan keterbukaan dengan sahabat mencapai puncaknya selama masa perkembangan ini. Aspek positif yang ada pada persahabatan diantaranya adanya kehangatan dalam hubungan tersebut, dukungan, dan pertukaran hal-hal positif. Namun ada juga aspek negatif yang ada di dalam hubungan persahabatan, seperti konflik dan persaingan. Ada lima dimensi yang fundamental yang memiliki arti terhadap kualitas dalam persahabatan, yaitu, companionship, konflik, bantuan, keamanan, dan kedekatan.
            Companionship adalah banyaknya waktu yang seseorang habiskan dengan sahabatnya secara sukarela. Konflik yaitu frekuensi ketidaksetujuan terhadap suatu hal. Bantuan, yang terdiri dari dua subkomponen, pertama, bantuan kebersamaan, dan yang kedua proteksi terhadap ketidakadilan dan tekanan dari pihak lain di luar hubungan persahabatan seseorang. Keamanan, termasuk di dalamnya adalah reliability, yaitu kepercayaan terhadap sahabat bahwa dia bisa dipercaya, dan ability untuk menyelesaikan masalah, yang mengandung kepercayaan bahwa persahabatan adalah sebuah ikatan kuat yang dapat berlanjut meskipun ada masalah atau konflik di dalam hubungan itu. Yang terakhir, kedekatan, meliputi aspek yang berhubungan dengan kekuatan dari hubungan emosional dan kasih sayang terhadap sahabat (Ponti, Guarnieri, Smorti, and Tani, 2010).
            Mengapa persahabatan pada remaja itu penting? Persahabatan menyediakan enam fungsi penting, yaitu, companionship, stimulasi, pshysical support, ego support, social comparison, dan intimacy/affection.
            Companionship persahabatan membuat remaja memiliki kedekatan dengan rekan yang familiar, seseorang yang memiliki keinginan untuk menghabiskan waktu bersama dengan mereka dan ikut bekerja sama dalam beberapa kegiatan yang mereka sukai. Stimulasi, persahabatan memberikan remaja informasi yang menarik, menyenangkan, dan bersifat menghibur. Physical support, persahabatan memberikan waktu, sumber, dan pertolongan. Ego support, memberikan harapan terhadap dukungan, pengorbanan semangat, dan umpan balik yang membantu remaja mempertahankan kesan dari dirinya sebagai orang yang kompeten, menarik, dan individu yang berguna. Social comparison, memberikan remaja informasi tentang dimana remaja berdiri diantara yang lain dan meyakinkan bahwa yang mereka lakukan adalah yang terbaik. Intimacy/affection, memberikan kehangatan, kedekatan, kepercayaan terhadap hubungannya dengan orang lain, dan melibatkan keterbukaan.
            Intimacy dalam hubungan persahabatan didefinisikan sebagai keterbukaan atau berbagi mengenai pemikiran yang bersifat privat. Intimacy adalah hal yang penting dalam persahabatan (Santrock, 1990 dalam Berndt & Perry, 1990). Ketika remaja ditanya mengenai bagaimana mereka menganggap seseorang sebagai sahabaat, mereka kebanyakan menjawab bahwa sahabat adalah orang yang akan berbagi masalah dengan mereka, mengerti mereka, dan mendengarkan apapun yang mereka katakan mengenai pikiran atau perasaannya.
            Remaja menganggap kesetiaan sebagai hal yang kritis dalam persahabatan. (Santrock, 1990).
            Sahabat pada remaja adalah orang yang memiliki beberapa kesamaan. Sahabat memengaruhi perilaku seseorang, termasuk perilaku yang penuh resiko dan bermasalah. Intimacy yang meningkat pada remaja mencerminkan perkembangan kognitif seperti perkembangan emosi. Mereka menjadi lebih mampu untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan pribadinya, mereka juga lebih mudah untuk menyadari memahami pemikiran dan perasaan sahabatnya. Persahabatan memberikan tempat yang aman untuk mengajukan opini, mengakui kelemahan, dan bantuan terhadap masalah (Papalia, Olds, & Feldman, 2007 dalam Buhrmester, 1996). Hubungan persahabatan yang positif memberikan dampak positif pula terhadap beberapa aspek kehidupan remaja, seperti prestasi di sekolah, perilaku positif, hubungan baik dengan orang tua, kepercayaan diri, dan suka bergaul.


MAAF MASIH BERANTAKAN.. BELUM DIEDIT LAGI.
ITU ADALAH SUMBER BUAT ESAI TUGAS AKHIRKU.
:)
Referensi:
Kenrick, D.T., Neuberg, S.L., Cialdini, R.B., (2007). Affiliation and Friendship, Social Psychology Goals in Interaction (4th edition) (pp. 224-238). USA:  Pearson.

Kenrick, D.T., Neuberg, S.L., Cialdini, R.B., (2007). Love and Romantic Relationship, Social Psychology Goals in Interaction (4th edition) (pp.259-260). USA:  Pearson.
La Greca, A.M., Mackey, E.R. (2004). Adolescents’ Anxiety in Dating Situations: The Role of Other-Sex Friends, Close Friends, and Romantic Partners. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology (pp. 3-19). Retrieved 2007, from http://www.psy.miami.edu/faculty/alagreca/lagreca_mackey_2007.pdf.
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2007). Psychosocial Development in Adolescent, Human Development (10th edition ) (pp. 459-460). New York:  McGraw Hill Int. Edition.
Ponti, L., Guarnieri, S., Smorti, A., Tani, F. (February 11, 2010). A Measure for the Study of Friendship and Romantic Relationship Quality from Adolescence to Early-Adulthood. The Open Psychology Journal, 3(76-87). Retrieved March 27, 2010, from https://www.bentham.org/open/topsyj/articles/V003/76TOPSYJ.pdf.
Santrock, J.W. (1990). The Context of Adolescent Development, Adolescent (4th edition) (pp. 261, 272, 277, 278). USA:  Wm. C. Brown Publisher.
Sorensen, Sarah. (July 2007). Adolescent Romantic Relationship. ACT for Youth Center of Exellence, Research Facts and Findings, 1(1-4). Retrieved July, 2007, from http://www.actforyouth.net/documents/AdolescentRomanticRelationships_July07.pdf.

Senin, 20 Desember 2010

You are my Sunshine After The Rain (bestfriend, friendship)

Alexander-Sunshine After the Rain

Sunshine - Good times
I know - you'll be fine

Woke up this morning
another brand new start
That' s our life
I jumped with every beat of my heart
When you came over
I could see something was wrong
It really isn't worth that you
just get to keep moving alone

You know that – I always be there

I'll be your sunshine after the rain
When the sky is turning grey
you know that I'm never far away
Sunshine after the rain
Together 'til the end
Whenever you're in need of a friend
or a shoulder to cry on
someone there to rely on
I'll be your sunshine after the rain
It's the one thing I won't change

We know each other
Since I don't know how long
As long as I remember
You were always there
Singing along
There have been some good times
And it's even been some sad
But we always somehow managed
To get something good
Out of the bad

Remember – I'll always be there

I'll be your sunshine after the rain
When the sky is turning grey
You know that I'm never far away
Sunshine after the rain
Together 'til the end
Whenever you're in need of a friend
or a shoulder to cry on
someone there to rely on
I'll be your sunshine after the rain
I'll be your sunshine after the rain
It's the one thing I won't change

Some say that friends
will come and go
but this thing we have
will always grow
It's this one of these things
You know

Sunshine – Good Times
I know – we'll be fine
Sunshine – Good Times
I know – we'll be fine

I'll be your sunshine after the rain
When the sky is turning grey
You know that I'm never far away
Sunshine after the rain
Together 'til the end
Whenever you're in need of a friend
or a shoulder to cry on
someone there to rely on
I'll be your sunshine after the rain
It's the one thing I won't change


sangat menyentuh untuk aku dengar terus setiap aku merasa kesepian, sedih, dan ingat masa lalu saat kita akrab dan sering bermain bersama.
Selamanya, kalian pernah jadi sunshine after the rainku.
Meskpipun sekarang tidak atau mungkin nanti tidak lagi karena kalian mungkin tak akan menganggapku selalu menjadi hal yang penting karena kalian pasti punya seseorang yang lain yang lebih penitng nantinya, yang bisa menjadi peranku pula dalam kehidupan kalian.
Terima kasih, setidaknya sunshine itu masih sangat membekas.

Kutipan favoritku:
Loneliness adalah hal yang paling menyakitkan bagi manusia
(Harry Stack Sullivan)
Tokoh Psikoanalisis dalam Psikologi.

"I WILL BE YOUR FRIEND"

"I Will Be Your Friend"
-Coco Lee-

When every moment gets too hard
The end of the road can feel so far
No matter how much time we'll part
I'm always near you
I'll be the shelter in your rain
Help you find your smile again
I'll make you laugh if you have a broken heart
Wherever you are


[Chorus:]
Cuz I'm never gonna walk away
If the walls come down some day
All along when you feel the pain
I'll be there when you call my name
You can always depend on me
I believe until forever ends
I will be your friend

[Verse 2:]
So many people come and go
Nothing can change the you I know
You'll never be just a face in the crowd
And time will show
Through the seasons and the years
I will always hold you dear
Never you fear

Cuz I'm never gonna walk away
If the walls come down some day
All along when you feel the pain
I'll be there when you call my name
You can always depend on me
I believe until forever ends
I will be your friend

[Bridge:]
I'll be around when every candle burns down low
And I want you to know...

Cuz I'm never gonna walk away
If the walls come down some day
All along when you feel the pain
I'll be there when you call my name
You can always depend on me
I believe until forever ends
I will be your friend



Thanks for you, who had given this song for me.
Actually this song is dedicated for myself and also for everyone who had regarded me as their friend.
Myself, you'll never alone. I am here, with you till the end of time.

Sabtu, 18 Desember 2010

Klik Klik Klik Klik

http://bit.ly/f9UiQB

Bersyukur Ternyata Susah...

Aku, orang yang penuh konsep negatif akan diriku sendiri, selalu memandang kekurangan yang ada pada diriku.
Merasa frustrasi atas apa yang tidak kumiliki dan ketidaksempurnaan dalam hal yang kumiliki.
Merasa iri dengan keadaan orang lain yang dalam pandanganku merupakan keadaan yang menyenangkan dan ingin ku miliki, penuh keberuntungan dan sepertinya, "waaaw" dalam paradigmaku.
Sedangkan ketika aku memandang diriku, aku merasa kecil, tak berdaya, tak pantas, kurang beruntung, malang, tak memiliki hal berharga apapun yang pantas diappreciate. Semua tentang hal negatif.
Payah banget. Aku tahu, itu buruk, buruk sekali. Tapi... begitulah. Selalu tahu yang baik tapi tidak tahu bagaimana mengaplikasikannya, tidak tahu apa yang harus dilakukan menuju kebaikan itu, dan tak sanggup entah mungkin karena malas atau apa, melakukan hal baik itu.
Sebenarnya ketika orang lain melihatku, mereka mungkin juga akan memiliki pandangan yang sama mengenai pandangan baik terhadap orang lain.
Sayang, aku tak pernah tahu dan sadar kalau aku sebenarnya beruntung, cukup baik, dan cukup hebat, mungkin. Aku rasa aku perlu melihat diriku dari kacamata orang lain. Ya tidak melulu harus melihat sisi positif demi meningkatkan motivasi dan kepercayaan internalku akan diriku, tapi perlu juga melihat kejelekanku di mata mereka sebagai jalan instrospeksi dan perbaikan menuju kebaikan.

Anyway, sebenarnya apa hubungan kacamata orang lain dengan judul post ini? bersyukur?
Bagiku kacamata orang lain bisa membantuku untuk menyadari betapa wajibnya aku harus bersyukur kepada Allah atas semua yang telah aku dapat, aku nikmati, dan aku jalani.
Semuanya adalah yang terbaik menurutNya.
Aku sudah sangat lebih beruntung dan memang wajib menyadari bahwa aku memang beruntung.
Sayangnya, sulit sekali menyadari berbagai hal yang bisa membuatku untuk bersyukur kepadaNya.
Aku selalu merasa kurang dan kecewa atas apa yang aku lakukan dan lakukan.
Aku merasa tidak pernah puas dengan segala hal dalam kehidupanku.
Padahal kalau aku mau melihat ke luar sana, banyak sekali orang-orang yang lebih malang dariku. Yang lebih kesulitan. Tiap hari aku melihat pengemis, penjual tissue, tukang semir sepatu, pengamen, gelandangan, anak kecil yang jadi pemulung, dan sebagainya di stasiun. Betapa nikmatnya hidupku dibanding mereka, bukan?
Aku merasa sangat trenyuh ketika melihat anak kecil yang harus berjualan koran, mereka tidak bersekolah, dan bekerja keras demi menghidupi dirinya dan orang tuanya. Meskipun memang, terkadang ada diantara mereka yang lebih memilih berjualan koran daripada sekolah, karena menurut mereka sekolah itu hanya buang-buang uang, sedangkan ketika mereka berjualan koran mereka dapet uang. Ada juga anak kecil yang bekerja sebagai pemulung. Masih keciiil sekali, dalam pandanganku, sekitar 5-7 tahun waktu itu yang aku lihat. Dia seorang cowok kecil yang perkasa dan hebat bagiku. Tanpa malu, dia membersihkan tempat tunggu kereta dari sampah-sampah plastik, memikul kantong yang sudah cukup banyak berisi "uang", terlihat berat. Sungguh berat perjuangan hidupnya. Aku tidak pernah bahkan sampai kesulitan seperti itu dalam menjalani kehidupan. Orang tuaku masih mampu membiayaiku, meskipun tidak sampai dapat aku sisihkan untuk menuruti nafsu hedonku. Tapi itu lebih baik, daripada aku berbuat dosa dengan bertindak boros.
Lalu aku juga merasa lebih beruntung dari seorang ibu yang hamil tua yang berjualan tissue dan permen keliling tempat tunggu di stasiun. Sungguh, kasihan sekali dia, membawa beban berat dalam keadaan hamil tua.
Terlihat kecapean tapi tak berhenti berjuang mencari pembeli, meskipun terlihat sulit. Tapi mukanya tidak terlihat muram, bahkan masih bisa tersenyum. Salutnya aku. Aku lebih beruntung dari dia. Pokoknya aku lebih beruuntung. Terkadang aku sadar dengan sendirinya setelah melihat fenomena seperti itu, tapi kesadaran itu cepat pula perginya karena luntur oleh berjalannya waktu.
Astaghfirullah....
Sungguh aku telah mendustakan nikmat Allah selama ini.
Ampuni aku Ya Rabb. Tunjukilah jalan terbaikMu.
Amin.

Jumat, 17 Desember 2010

This is my start. I'll try it. Bismillah.

17 Desember 2010 (Jumat)
11.00

Hari ini ada sesuatu yang baru bagiku.
Aku diajak ikut suatu kepanitiaan tingkat kampus dalam skala nasional oleh teman baruku yang satu fakultas denganku. Awalnya agak meragukan, tapi bukankan aku memiliki goal untuk mengikuti banyak atau mungkin hanya beberapa kepanitiaan di tingkat kampus selama aku kuliah nanti. Aku menargetkan minimal aku ikut 8 kali kepanitiaan selama aku berkuliah di kampusku. Ini adalah kesempatan untuk memulai. Jadi aku pikir, kenapa enggak? Coba aja dulu. Pengalaman pertama selalu menjadi trial and error gapapalah Mei. Sempat konflik kecil dan bingung sebenarnya antara aku dan diriku sendiri. Ini kan yang aku ingini? Tapi kenapa aku takut ya untuk mulai melangkah.
Hmmm… Akhirnya aku nekad dan berpikir positif ke depan. Ini saatnya memulai dan mencari pengalaman untuk selanjutnya. Ini saatnya Mei, ayo, ikut aja… ! begitulah si “devil” atau “angel”ku berkata. Aku nggak tau, itu devil atau angel. Lalu akhirnya aku putuskan untuk berkata “iya”. Aku akan mencoba. Aku harus mencoba. Aku harus berani, dan tenang.
Lalu aku ikut temanku itu ke FISIP untuk mengikuti rapat bidang ticketing bersama kabid dan beberapa staf ticketing. Ketika aku dan temanku itu menuju tempat rapat, tiba-tiba hujan deras mengguyur, kami basah, meskipun nggak kuyub. Untungnya aku membawa payung, tapi temanku itu tidak. Akhirnya kami berbagi payung. Yah, karena hujan deras dan angin cukup kencang, hampir saja payungku terbang melayang. Aaargh serasa mendapatkan ketidaksetujuan dari alam. Aku pun sebenarnya ragu, apa keputusanku benar atau salah. Karena ini sungguh awal yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. aku merasa menggigil dan mual setelah berhujan-hujanan ria. Memang aku sedikit tidak enak badan karena terlalu stres memikirkan tugas UAS dan juga materi untuk UAS. Penyakit lamaku kambuh-kepanikan-. Selain efek terhadap kesehatan fisik, stres itu juga memicu tumbuhnya jerawat-jerawat baru dalam wajahku. Ah sial..!
Dan akhirnya aku mengikuti rabid yang dalam situasi nonformal itu. Kabisnya welcome sih, jadi aku langsnung nyaman. Apalagi dia cewek. Dan hanya ada 4 staf, termasuk aku, yang bisa hadir. Ternyata meskipun rabid tetap ada notulensi dan keseriusan dalam membahas tugas dan strategi menjalankan tugas. Waah, setelah mendengarkan sedikit penjelasan dari kabid, aku merasa sedikit takut membayangkan acara besar yang akan diselenggarakan itu. Aku ragu, apa aku bisa menjalankan kewajibanku nanti. Ah sudahlah, aku harus tetap mencoba. Dan akhirnya aku pun harus memutuskan ingin menjadi penanggung jawab dalam hal apa dalam subdivisi ticketing ini. Ah matilah aku. Berat rasanya apalagi aku tidak memiliki kemampuan hubungan interpersonal dengan baik. Akan sangat menyusahkan. Tapi dengan motivasi dari teman yang mengajakku tadi aku akhirnya berani memilih satu –PJ stand-. Tugasnya luamayan ribet dan ga sepele. Tapi itulah tantangan.
Meskipun banyak keraguan dan ketidakyakinan dalam diriku, aku tetap nekad mencoba. Ini adalah awal aku memulai dan aku memang harus memulai. Ini kesempatan. Aku harus maju, nggak boleh mundur. Ada keyakinan dalam diriku aku akan mendapat lumayan pengalaman dan relasi dari luar fakultas. Semoga menyenangkan.
J

Kamis, 16 Desember 2010

Stimulus- Respon

Kamis, 16 Desember 2010
15:38 pm.

Akhirnya setelah berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan nggak pernah ngobrol sama temen se-SMA dulu selama di kampus, hari ini salah satu temenku, yang sama-sama dari daerah mau maen ke fakultasku, nyamperin aku, cuma buat ngobrol hal yang kurang penting.
Seneng juga sih, walaupun sebenernya dia dateng pas waktunya ga begitu tepat karena aku lagi asik dan baruu aja mulai ngebikin mind map psium buat persiapan UAS di perpus. Baru dapet beberapa cabang, tapi, gapapalah demi dia aku ngerelain keasikanku dengan psium.

Obrolan kami sangat-sangat datar awalnya dan memang  nggak penting.
Tapi jujur, buat aku sendiri lumayan dapet insight dalam obrolan ini. Aku juga seneng akhirnya ada yang ngajakin ngobrol. Asik ternyata ketika bisa berbagi unek-unek dengan seseorang. Meskipun nggak dapet penyelesaian seenggaknya buatku dia jadi tau sesuatu yang menggangguku. Bukannya mau buang sampah ke kamu ya, temaan.. Tapi thank you so much.

Dari percakapan kami, aku akhirnya mengatakan sesuatu yang menjadi alasanku menjadi sedikit atau malah memang antisosial, terutama terhadap kelompok kami dari satu daerah.
Aku memang memiliki masalah dengan hubungan interpersonal. Hal mengenai itu seringkali membuat perutku sampai mual, dan otot-ototku tegang, bahkan cairan dalam lambungku pun seolah ikut bergejolak. Sakit. Fisik dan perasaan.
Aku adalah tipe orang yang masih berkemampuan untuk menerima stimulus saja, melakukan respon terhadap stimulus. Aku bukan tipe orang yang cakap menciptakan suatu stimulus terlebih dahulu. Aku memang pasif. Aku takut dan khawatir ketika berusaha menjadi aktif. Penuh tantangan.

Yang aku maksudkan stimulus respon disini mengacu pada hubungan interpersonal yang ada dalam bagian hidupku.
Stimulus adalah sesuatu yang bisa membuatku terpancing untuk ikut terlibat dan menjadi aktif dalam interaksi sosial. Misalnya, sapaan terlbeih dahulu dari seseorang, kepedulian seseorang terhadapku, ajakan seseorang, tawaran seseorang, senyum seseorang, dan masih banyak lagi.
Sedangkan respon adalah sikap yang aku lakukan untuk menanggapi stimulus itu. Misalnya, membalas sapaan, senyuman, menolak atau menerima ajakan atau tawaran, dan lain lain.

Buruk ya sepertinya?
Tapi itulah aku saat ini. Aku belum berani keluar dari comfort zone ku. Menakutkan sekali. Bukannya aku sepenuhnya pasif, sebenarnya aku juga tidak terlalu menyukai sifatku yang lebih menyukai kepasifan itu, karena menyulitkan diriku dan orang lain.
Aku pernah mencoba berkali-kali untuk menciptakan stimulus terlebih dahulu dalam interaksi sosial yang melibatkanku. Misalnya dengan menyapa terlebih dahulu, melempar senyuman, atau sekedar berpamitan "duluan ya.." kepada seseorang. Tapi seringkali stimulus yang aku ciptakan itu nggak direspon bahkan dicauhkan. Memang ada faktor kesalahanku sendiri di sini. Tanggung dalam  memberikan stimulus, sehingga ketika aku menyapa ada kemungkinan orang yang aku sapa tidak mendengar suaraku jadi dia cuek saja, tapi yang selalu memalukan dan mengesalkan adalah orang-orang di sekitarnya itu mendengar suaraku, jadi justru merekalah yang merespon. Ini sangat membuatku malu sebenarnya. Aku nggak sanggup kalau harus begitu terus. Alasan lain yaitu, respon yang ak terima seringkali tidak sesuai harapanku. Terkadang mereka hanya melihatku dengan sedikit "heran", mengangguk, tidak membalas sapaanku, bahkan mereka tau tapi mengacuhkanku.
Menyebalkan sekali pokoknya. Itulah alasanku menjadi pasif dan malas menjadi aktif.

Semoga aku bisa mengubah sifatku sesuai harapan orang-orang yang mungkin ingin aku menjadi pencipta stimulus.
Menjadi pasif bukan berarti apatis dan sombong. Tapi ada faktor-faktor lain yang seringkali orang lain tidak tahu.





Rabu, 15 Desember 2010

A-Lonely-Ness

"Loneliness adalah sesuatu yang paling menyakitkan bagi manusia" (Harry Stack Sullivan).

Waktu baca slide Psikologi Umum bab apa yaaa, waduh lupa... hehe, aku nemuin statement itu dari satu tokoh psikologi di bidang itu. Rasanya bener juga sih kalo dipikir. Apalagi manusia sudah kodratnya menjadi makhluk sosial, yang selalu memiliki rasa ketergantungan terhadap keberadaan maupun bantuan orang lain.
Sendiri, menyendiri, kesepian, dan kesendirian.
Semua kata itu merujuk ke hal yang kelihatannya malang banget. Kasihan. Suram. 
Aku bakal ngomong tentang diriku aja nih buat ngungkapin unek-unek mengenai hal itu tadi.
Sering aku bohong sama diriku. Aku selalu mencoba mengatakan dan membuat diriku menerima bahwa kesendirian itu lebih baik dan menyenangkan bagiku. Padahal sebenarnya kesendirian adalah hal yang aku benci dan membuatku rapuh.
Sebenarnya aku benci sendiri, kesepian, dan kesendirian.
Tapi memang aku akui ketika aku sendiri aku bisa lebih memahami diriku dan menikmati duniaku, berdua dengan diriku saja.
Aku tak usah terlalu ribet dan rumit memikirkna perasaan orang lain. Hanya aku dan diriku, berdua dengan bebas melakukan dan merasakan apapun, sangat privat dan aku memang menikmatinya. Aku bisa menggila dengan diriku tanpa merasa malu pada orang lain. Aku bisa menangis sepuasku. Aku bisa menjadi soliloquist semauku. Aku bisa berkhayal apapun sekehendakku. Aku bisa marah dan menggerutu sesukaku.Aku bisa melakukan kekonyolan bersama diriku, tertawa tak jelas, dan merasa bodoh, tanpa takut ada yang mengatakan bodoh dan menertawakan dengan sinis atau mempermalukan. Aku bisa merenung menyusun rencana hidupku ke depan. Aku bisa merenung memikirkan waktu yang aku punya yang ingin kugunakan untuk apa.
Aku bisa bebas. Sangat bebas, bersatu dan berdua dengan diriku.

Tapi suatu saat aku sangat membenci A-LONELY-NESS. Sometimes, alone is worst. Lonely is worst. Lonelliness is worst. Sometimes....
Kadang saat aku sendiri aku merasa tak kuat menghadapi hidup ini.
Kadang aku merasa tak mampu melanjutkan langkahku menuju garis finish ketika aku sendiri.
Aku selalu merasa panik dan tak tenteram ketika aku sendiri.
Aku takut. takuuu sekali, pada sesuatu yang abstrak dan entahlah. Takut.
Sendiri itu nonsense!
Sendiri itu menyebalkan.
Ketika sendiri, aku tak bisa melakukan hal yang ilogical tapi mungkin bisa dilakukan, karena kemampuanku terbatas.
Ketika sendiri aku tak bisa melakukan social comparison agar memacuku lebih kuat menjadi lebih baik.
Sendiri membuatku gila. Sendiri itu hal yang bisa membunuhku. Bukan secara fisik memang, tapi lebih ke batin.

Aku lebih suka keterbukaan dan kebersamaan.
Ketika aku bisa bicara dan berbagi dengan orang lain, benar-benar menyenangkan sekali rasanya.
senang dan bahagia, tenang, ayem, dan berpikiran lebih luas.
Komunikasi, kepedulian, keterbukaan, dan kebersamaan adalah hal yang sangat berharga bagi hidupku sekarang.
Dengan adanya itu semua aku merasa damai dan tenteram.
Aku merasa aku ada dan aku dianggap ada.
Aku ingin itu semua.
Tapi bukan berarti aku membenci dan tidak mengharapkan kesendirian. Bagaimanapun aku tetap membutuhkan waktu untuk sendiri dan menyendiri, suatu kali, suatu saat.
















Selasa, 14 Desember 2010

Kata Penyemangat dari Seorang Sahabat


11:10 PM, 14 Desember 2010
              
 Ketika aku lemah dan merasa gagal lalu aku buka kata-kata ini. Kata-kata ajaib dari sahabatku. Meski kami jauh, aku merasa dekat, karena semangatnya. Aku merasa bangkit lagi dan menyadari keadaanku yang aku rasa lebih mudah dari dirinya. Perjuanganku belumlah seberat yang harus dilaluinya. Dia adalah sesorang yang membuat aku selalu merasa bisa dan mampu. Dia yang selalu memberitahuku bahwa aku punya kemampuan untuk melakukan sesuatu padahal aku tak yakin sama sekali. Dan dia adalah orang yang selalu terlihat bersemangat, tapi aku tak tahu, apakah dia sepertiku, yang selalu ingin terlihat kuat dari luar tapi sesungguhnya sangat rapuh di dalam. Aku harap tidak dan aku rasa memang tidak, dengan melihat langkah-langkahnya sejauh ini. Dia memang kuat. Aku salut dan bangga punya sahabat seperti dia. Sungguh, aku ingin kami bersahabat untuk saling berbagi terutama semangat untuk selamanya. Mungkin aku berlebihan, tapi  aku benar-benar merasa tertolong dengan setiap kata semangat dan kebijaksanaan yang muncul dari kata-kata yang diucapkannya.
Ini beberapa kata penyemangat yang pernah dia berikan untukku, ketika aku down dan kehilangan semangat dan butuh seseorang untuk membantuku berdiri lagi. Dan saat itu, ketika kami dekat, dia selalu menjadi penyemangat ketika aku butuh motivator. Namun kini tidak bisa seperti dulu lagi karena kami jauh. Tapi aku tetap bisa merasakan semangat yang pernah diberikannya.
Kita Bisa!
                Awalnya aku ragu, bimbang…
                Kucoba melangkah, aku masih takut!
                Aku menangis,
                “harus bagaimana?”
                Tapi, kuyakinkan diriku,
                “AKU BISA!
                AKU PASTI BISA!!”
                Ku melangkah dengan pasti,
                …. Sulit….
                Ku tetap melangkah
                … sakit …
                Tak apa
                “aku mau menyerah saja”
                Ku singkirkan jauuuh-jauuuhh kata-kata itu…
                 gagal
                Aku bangkit lagi,
                Aku lakukan lebih baik lagi,
                Terbaik yang aku bisa!
                Dan,
                “finish”
                Benar, AKU BISA!
                Dengan sebuah keyakinan dan kerja keras adalah harga mati!!
                SEMANGAT!!
tuk sahabatku, mmp, dan untuk aku… (RA)

รจ  Jangan pesimis MMP,
Nek kamu berpikir bisa, PASTI BISA!
=)
KAMU PASTI BISA!! Key?
Kamu pasti bisa!
5 + 5 = 10, kemampuan kamu 10!
Jangan pikir 8…
Eaaa..?

sedih, senang, semangat, dan terharu ketika aku menemukan note ini dalam file lamaku.
terima kasih. terima kasih, terima kasih.
aku berharap kita bisa saling mengenal dan menjaga hubungan baik kita ini untuk selamanya.
di masa depan, aku berharap bisa menjadi orang yang bisa memberimu semangat, seperti yang selalu kamu lakukan saat ini untukku.