Selasa, 28 Desember 2010

FRIENDSHIP


            Sahabat, menurut kamus Webster adalah seseorang yang bukan keluarganya maupun kekasih seseorang, namun terdapat kasih sayang dan perhatian diantara keduanya (Kenrick, Neuberg, Cialdini, 2007). Hubungan percintaan melibatkan perasaan romantis maupun seksual dan pernikahan melibatkan hukum yang legal dan hak yang eksklusif. Persahabaatan, kebalikannya, tidak melibatkan semua itu  (Kenrick, Neuberg, Cialdini, 2007 dalam Rawlins, 1992). Kemiripan yang ada dalam persahabatan diantaranya pandangan, umur, pemikiran, minat, kebiasaan. Sahabat bisa mengurangi perasaan kesepian (Kenrick, Neuberg, Cialdini, 2007).
Seorang sahabat dapat menyediakan sumber dukungan emosional dan dengan memberikan saran tentang bagaimana mengendalikan situasi baru atau situasi yang membingungkan yang timbul dengan pacar mereka. Sahabat juga dapat mengurangi kekhawatiran seseorang dengan menyediakan waktu untuk dihabiskan bersama ketika dalam situasi yang kurang menyenangkan maupun yang menyenangkan. Namun interaksi negatif dengan sahabat, seperti tekanan, kritik, dan ketertutupan, dapat menyebabkan perasaan yang tidak nyaman atau distres dan dapat berkontribusi terhadap anggapan negatif pada situasi-situasi sosial yang lain, termasuk pacaran dan situasi heterososial (La Greca & Mackey, 2007 dalam Brown 1999).
            Hubungan persahabatan secara signifikan memajukan kemandirian, self-esteem, identitas, dan perkembangan kognitif sosial. Persahabatan juga memengaruhi keseluruhan penyesuaian diri dan individual well-being. Sahabat dianggap sebagai sumber utama dari bimbingan, pembentukan opini, dan dukungan sosial. Selanjutnya, intimacy, kebersamaan, dan keterbukaan dengan sahabat mencapai puncaknya selama masa perkembangan ini. Aspek positif yang ada pada persahabatan diantaranya adanya kehangatan dalam hubungan tersebut, dukungan, dan pertukaran hal-hal positif. Namun ada juga aspek negatif yang ada di dalam hubungan persahabatan, seperti konflik dan persaingan. Ada lima dimensi yang fundamental yang memiliki arti terhadap kualitas dalam persahabatan, yaitu, companionship, konflik, bantuan, keamanan, dan kedekatan.
            Companionship adalah banyaknya waktu yang seseorang habiskan dengan sahabatnya secara sukarela. Konflik yaitu frekuensi ketidaksetujuan terhadap suatu hal. Bantuan, yang terdiri dari dua subkomponen, pertama, bantuan kebersamaan, dan yang kedua proteksi terhadap ketidakadilan dan tekanan dari pihak lain di luar hubungan persahabatan seseorang. Keamanan, termasuk di dalamnya adalah reliability, yaitu kepercayaan terhadap sahabat bahwa dia bisa dipercaya, dan ability untuk menyelesaikan masalah, yang mengandung kepercayaan bahwa persahabatan adalah sebuah ikatan kuat yang dapat berlanjut meskipun ada masalah atau konflik di dalam hubungan itu. Yang terakhir, kedekatan, meliputi aspek yang berhubungan dengan kekuatan dari hubungan emosional dan kasih sayang terhadap sahabat (Ponti, Guarnieri, Smorti, and Tani, 2010).
            Mengapa persahabatan pada remaja itu penting? Persahabatan menyediakan enam fungsi penting, yaitu, companionship, stimulasi, pshysical support, ego support, social comparison, dan intimacy/affection.
            Companionship persahabatan membuat remaja memiliki kedekatan dengan rekan yang familiar, seseorang yang memiliki keinginan untuk menghabiskan waktu bersama dengan mereka dan ikut bekerja sama dalam beberapa kegiatan yang mereka sukai. Stimulasi, persahabatan memberikan remaja informasi yang menarik, menyenangkan, dan bersifat menghibur. Physical support, persahabatan memberikan waktu, sumber, dan pertolongan. Ego support, memberikan harapan terhadap dukungan, pengorbanan semangat, dan umpan balik yang membantu remaja mempertahankan kesan dari dirinya sebagai orang yang kompeten, menarik, dan individu yang berguna. Social comparison, memberikan remaja informasi tentang dimana remaja berdiri diantara yang lain dan meyakinkan bahwa yang mereka lakukan adalah yang terbaik. Intimacy/affection, memberikan kehangatan, kedekatan, kepercayaan terhadap hubungannya dengan orang lain, dan melibatkan keterbukaan.
            Intimacy dalam hubungan persahabatan didefinisikan sebagai keterbukaan atau berbagi mengenai pemikiran yang bersifat privat. Intimacy adalah hal yang penting dalam persahabatan (Santrock, 1990 dalam Berndt & Perry, 1990). Ketika remaja ditanya mengenai bagaimana mereka menganggap seseorang sebagai sahabaat, mereka kebanyakan menjawab bahwa sahabat adalah orang yang akan berbagi masalah dengan mereka, mengerti mereka, dan mendengarkan apapun yang mereka katakan mengenai pikiran atau perasaannya.
            Remaja menganggap kesetiaan sebagai hal yang kritis dalam persahabatan. (Santrock, 1990).
            Sahabat pada remaja adalah orang yang memiliki beberapa kesamaan. Sahabat memengaruhi perilaku seseorang, termasuk perilaku yang penuh resiko dan bermasalah. Intimacy yang meningkat pada remaja mencerminkan perkembangan kognitif seperti perkembangan emosi. Mereka menjadi lebih mampu untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan pribadinya, mereka juga lebih mudah untuk menyadari memahami pemikiran dan perasaan sahabatnya. Persahabatan memberikan tempat yang aman untuk mengajukan opini, mengakui kelemahan, dan bantuan terhadap masalah (Papalia, Olds, & Feldman, 2007 dalam Buhrmester, 1996). Hubungan persahabatan yang positif memberikan dampak positif pula terhadap beberapa aspek kehidupan remaja, seperti prestasi di sekolah, perilaku positif, hubungan baik dengan orang tua, kepercayaan diri, dan suka bergaul.


MAAF MASIH BERANTAKAN.. BELUM DIEDIT LAGI.
ITU ADALAH SUMBER BUAT ESAI TUGAS AKHIRKU.
:)
Referensi:
Kenrick, D.T., Neuberg, S.L., Cialdini, R.B., (2007). Affiliation and Friendship, Social Psychology Goals in Interaction (4th edition) (pp. 224-238). USA:  Pearson.

Kenrick, D.T., Neuberg, S.L., Cialdini, R.B., (2007). Love and Romantic Relationship, Social Psychology Goals in Interaction (4th edition) (pp.259-260). USA:  Pearson.
La Greca, A.M., Mackey, E.R. (2004). Adolescents’ Anxiety in Dating Situations: The Role of Other-Sex Friends, Close Friends, and Romantic Partners. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology (pp. 3-19). Retrieved 2007, from http://www.psy.miami.edu/faculty/alagreca/lagreca_mackey_2007.pdf.
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2007). Psychosocial Development in Adolescent, Human Development (10th edition ) (pp. 459-460). New York:  McGraw Hill Int. Edition.
Ponti, L., Guarnieri, S., Smorti, A., Tani, F. (February 11, 2010). A Measure for the Study of Friendship and Romantic Relationship Quality from Adolescence to Early-Adulthood. The Open Psychology Journal, 3(76-87). Retrieved March 27, 2010, from https://www.bentham.org/open/topsyj/articles/V003/76TOPSYJ.pdf.
Santrock, J.W. (1990). The Context of Adolescent Development, Adolescent (4th edition) (pp. 261, 272, 277, 278). USA:  Wm. C. Brown Publisher.
Sorensen, Sarah. (July 2007). Adolescent Romantic Relationship. ACT for Youth Center of Exellence, Research Facts and Findings, 1(1-4). Retrieved July, 2007, from http://www.actforyouth.net/documents/AdolescentRomanticRelationships_July07.pdf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar