Selasa, 14 Desember 2010

Galau

Malam ini, benar-benar galau.
Entah apa yang aku rasakan. Tiba-tiba aku merasa beberapa onggokan sampah menyumbat otakku, memborbardir kebahagiaan dan ketenanganku. onggokan-onggokan sampah itu memang tak terlihat tapi cukup membuat perutku mual, ototku leherku tegang, pikiranku kacau, dan perasaanku yang tak menentu, gundah, gelisah, takut, khawatir, mungkin frustrasi.
Sebenarnya aku pun tak tahu harus menulis apa. Tapi saat ini passionku untuk menulis tiba-tiba saja muncul. Mungkin karena efek warna orange dalam background baru blogku ini. Haha, masih saja bisa berkata konyol.
Saat ini pikiranku bercabang menjadi sangat banyak. Satu jalur bercabang ke arah liburan, menerawang jauh ke darah rumahku, memikirkan aku akan melakukan apa untuk nanti. Ada sepercik ketakutan ketika pikiranku menerawang jauh ke duniaku dulu, ke rumahku. Aku takut dengan suasana dan keadaan itu. Konflik besar sedang mengguncang batinku saat ini, aku bingung harus tinggal lebih lama di tempatku saat ini atau harus pulang. Decision... decision.. dan decision.. harus selalu aku lakukan. Aku butuh berbicara dengan seseorang yang aku rasa aku butuhkan saat ini.  I need to talk to you...! But You seem don't care. I'm afraid stay here alone. I'm afraid. Really afraid.

Yang aku pikirkan saat ini adalah banyaknya tugas yang seperti mengejar-ngejar aku. banyak sekali jejalan informasi mengenai waktu deadline tugas, berantakan sekali dalam otakku. Dan yang membuatku semakin gundah, gelisah, dan khawatir adalah aku belum memulai menyelesaikan satu tugas pun. Mungkin aku sudah menyelesaikan beberapa tugas, tapi aku merasa belum mengerjakannya dengan maksimal dan merasa puas dan lega.
Mungkin yang membuatku semakin merasa tersudutkan dengan keadaan dan kenyataan yang harus ku hadapi saat ini adalah karena aku sendiri, tidak ada yang mengajakku bicara mengenai masalahku. Aku tahu, aku harus mandiri dalam menghadapi semua ini. Dan aku pun tahu setiap orang punya masalah, hidup tanpa masalah itu sepertinya nonsense..!
aku sangat sangat menyadari perbedaan ketika aku bisa berbicara dan berbagi beban dengan orang lain daripada hanya memendamnya sendirian. Sangat berbeda. Seberat apapun masalah yang aku hadapi ketika aku bisa bercerita dengan orang lain semua terasa ringan dan bahkan tidak seberapa dibandingkan masalah orang lain.

Komunikasi itu perlu, sangat perlu. Sosialisasi itu juga perlu.
Aku mungkin berbohong kepada diriku sendiri ketika mengatakan aku mencintai kesendirian. Sebenarnya aku sangat takut dengan kesepian dan kesendirian.
Tapi aku hanya tak ingin dan tak mau membuat diriku tentram ketika mengharapkan orang lain. Karena ketika harapan itu berbuah hampa sangat menyakitkan dan menyedihkan. Aku hanya tak ingin itu terjadi.
Aku memang pengecut. Aku hanya membutuhkan rasa aman dari dalam diriku untuk survive dan bertahan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar