Hello, it's been so long that we do not keep in touch. How's there, my blog? I miss you so much actually. Because sometimes I choose tumblr to be my "curhat" friend. I could forget about the password to access you. Oh poor me, because I have so many passwords and account.
Jadi gini, langsung aja yah?
Saat ini aku udah semester 7 loh di Psikologi. Ga terasa banget deh. Kayanya baru juga merasa nyaman dengan lingkungan. Baru juga berhasil adaptasi. Baru juga merasa menikmati hidup sebagai mahasiswa. Udah semester tujuh aja bro! Hidup itu singkat yah, waktu berlalu begitu cepat. Semester tujuh artinya adalah semester akhir, tahun terakhir, senior year! Means, SKRIPSI! SIDANG! LULUS! WISUDA! KERJA! *ga nyantai banget ya capslock jebol*. Ya penghujung perjalanan menikmati kuliah sarjana sudah dekat....
Now I'm 20th years old, still included in late adolescent based on Indonesian category, or start in young adulthood, based on western category. Yah intinya masa perpindahanlah ya. Emerging adulthood, peralihan antara remaja akhir menuju dewasa awal. Menurut tahap psikososial Erikson, tugas perkembangannya berati antara identity vs identity confusion atau intimacy vs isolation. Rasanya sih aku masih masuk ke yang identity vs identity confusion. Tapi ga dipungkiri sih masalah-masalah terkait intimacy vs isolation juga menjadi isu yang aku alami.
Terkait hal itu, di masa ini sejujurnya aku sedang mengalami kebingungan. I am an ambivalen person, labil, and always worried & anxious about future. Sebaiknya sih ini aku ceritain satu per satu ya. Tapi berhubung waktuku sedikit nih buat nulis, aku langsung ngomong general and broad aja deh tentang hal yang menggalaukan aku saat ini.
Dari semester tujuh (soal ini ada di tumblr aku), Bapak udah pesen terus biar aku mulai skripsi dan kalau bisa lulus 3,5 tahun. Because it's prestigious maybe, so if I can meet that thing for my father, he will be so gratefull, proud of me, and happy, MAYBE. Because I've never known about the real reason behind his desire. But, thus thing makes me so dizzy. Satu sisi aku pingin menuhin keinginan Bapak itu. Ga ada yang salah juga sih buat menuhin keinginan itu karena kan bisa bahagiain beliau, yang udah banyak berkorban mencari nafkah and do many things for me till I can be like myself right now. Kuliah di PTN yang katanya terbaik, boleh ambil jurusan yang emang aku pingin, and many more.
Tapi di sisi lain, aku merasa aku udah selalu memenuhi permintaannya, (padahal mungkin ga juga, aku juga sering bantah sih). Yah, dari SMP harus masuk kemana, SMA ambil kelas akselerasi, itu semua aku jalani demi beliau sebenernya, walaupun memang aku sendiri pun merasakan manfaat positif dari memenuhi hal-hal itu. And because I did those things for him, I can be someone great *maybe*, I can achieve something precious *entah buat aku apa beliau apa dua-duanya*, and etc. Right now, tiba masa dimana aku punya kewenangan besar untuk memutuskan sesuatu yang menjadi bagian hidupku, termasuk lulus kuliah though I still ask him to give living cost, *means I have not been independent*. Dari awal aku selalu nyari alasan buat bisa tetap lulus empat tahun. I wanna really enjoy my campus life, my adolescent life, my youth time. I don't wanna to rush. To be a employee, working woman... That's will be different with being a college student. Yaiyalah...
Jadi yaudah semester ini aku emang ambil skripsi, beruntung sih dapet payung penelitian dari dosen. Alhamdulillah, topiknya juga menyenangkan walaupun susaaaaah hah hah haah *nangis bombai* *lebay*. Tapi semester ini aku belum nulis apa-apa, belum juga mulai bab 1. Tapi udah ambil data sih berhubung ini buat bantuin penelitian dosen juga. Merasa bersalah juga sih akhirnya ketika ada temen yang berhasil sidang di akhir semester ini. Semacam guilty feeling to my father, I can not fulfill his desire, his hope. i'm sorry Dad. Sebenernya aku jadi taku nantinya akan disalahkan lebih jauh.
Justru yang harusnya aku serius mikirin skripsi semester ini aku malah ikutan AIESEC buat exchange ke Kamboja 6 minggu. Nekad sih. Ini juga yang masih bikin galau dan stres sepanjang waktu semester ini. Bentrok keinginan, to much tuntutan. Huft. Eh bentar ya, nanti kita sambung lagi. I have to meet my thesis guide! Pembimbing skripsi. Ini belom selesai loh ceritanya. Masih panjang. Keep in touch and remind me to continue it. Okay, love you my blog! :*
Jadi gini, langsung aja yah?
Saat ini aku udah semester 7 loh di Psikologi. Ga terasa banget deh. Kayanya baru juga merasa nyaman dengan lingkungan. Baru juga berhasil adaptasi. Baru juga merasa menikmati hidup sebagai mahasiswa. Udah semester tujuh aja bro! Hidup itu singkat yah, waktu berlalu begitu cepat. Semester tujuh artinya adalah semester akhir, tahun terakhir, senior year! Means, SKRIPSI! SIDANG! LULUS! WISUDA! KERJA! *ga nyantai banget ya capslock jebol*. Ya penghujung perjalanan menikmati kuliah sarjana sudah dekat....
Now I'm 20th years old, still included in late adolescent based on Indonesian category, or start in young adulthood, based on western category. Yah intinya masa perpindahanlah ya. Emerging adulthood, peralihan antara remaja akhir menuju dewasa awal. Menurut tahap psikososial Erikson, tugas perkembangannya berati antara identity vs identity confusion atau intimacy vs isolation. Rasanya sih aku masih masuk ke yang identity vs identity confusion. Tapi ga dipungkiri sih masalah-masalah terkait intimacy vs isolation juga menjadi isu yang aku alami.
Terkait hal itu, di masa ini sejujurnya aku sedang mengalami kebingungan. I am an ambivalen person, labil, and always worried & anxious about future. Sebaiknya sih ini aku ceritain satu per satu ya. Tapi berhubung waktuku sedikit nih buat nulis, aku langsung ngomong general and broad aja deh tentang hal yang menggalaukan aku saat ini.
Dari semester tujuh (soal ini ada di tumblr aku), Bapak udah pesen terus biar aku mulai skripsi dan kalau bisa lulus 3,5 tahun. Because it's prestigious maybe, so if I can meet that thing for my father, he will be so gratefull, proud of me, and happy, MAYBE. Because I've never known about the real reason behind his desire. But, thus thing makes me so dizzy. Satu sisi aku pingin menuhin keinginan Bapak itu. Ga ada yang salah juga sih buat menuhin keinginan itu karena kan bisa bahagiain beliau, yang udah banyak berkorban mencari nafkah and do many things for me till I can be like myself right now. Kuliah di PTN yang katanya terbaik, boleh ambil jurusan yang emang aku pingin, and many more.
Tapi di sisi lain, aku merasa aku udah selalu memenuhi permintaannya, (padahal mungkin ga juga, aku juga sering bantah sih). Yah, dari SMP harus masuk kemana, SMA ambil kelas akselerasi, itu semua aku jalani demi beliau sebenernya, walaupun memang aku sendiri pun merasakan manfaat positif dari memenuhi hal-hal itu. And because I did those things for him, I can be someone great *maybe*, I can achieve something precious *entah buat aku apa beliau apa dua-duanya*, and etc. Right now, tiba masa dimana aku punya kewenangan besar untuk memutuskan sesuatu yang menjadi bagian hidupku, termasuk lulus kuliah though I still ask him to give living cost, *means I have not been independent*. Dari awal aku selalu nyari alasan buat bisa tetap lulus empat tahun. I wanna really enjoy my campus life, my adolescent life, my youth time. I don't wanna to rush. To be a employee, working woman... That's will be different with being a college student. Yaiyalah...
Jadi yaudah semester ini aku emang ambil skripsi, beruntung sih dapet payung penelitian dari dosen. Alhamdulillah, topiknya juga menyenangkan walaupun susaaaaah hah hah haah *nangis bombai* *lebay*. Tapi semester ini aku belum nulis apa-apa, belum juga mulai bab 1. Tapi udah ambil data sih berhubung ini buat bantuin penelitian dosen juga. Merasa bersalah juga sih akhirnya ketika ada temen yang berhasil sidang di akhir semester ini. Semacam guilty feeling to my father, I can not fulfill his desire, his hope. i'm sorry Dad. Sebenernya aku jadi taku nantinya akan disalahkan lebih jauh.
Justru yang harusnya aku serius mikirin skripsi semester ini aku malah ikutan AIESEC buat exchange ke Kamboja 6 minggu. Nekad sih. Ini juga yang masih bikin galau dan stres sepanjang waktu semester ini. Bentrok keinginan, to much tuntutan. Huft. Eh bentar ya, nanti kita sambung lagi. I have to meet my thesis guide! Pembimbing skripsi. Ini belom selesai loh ceritanya. Masih panjang. Keep in touch and remind me to continue it. Okay, love you my blog! :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar