Sabtu, 21 Desember 2013

My Wish

I wish on the new year, a precious experience which I've never got before, a happiness, and a successful life event (my undergraduate thesis).

I wish I can be more wise and have a little anxiety upon my future.

I wish I can make my Mommy and Daddy proud of me, I can give them a happiness which exceed the money or wealth, a real happiness inside their heart...

I wish I can pass all of the challenge with best result I can do.

I wish I can be closer with Him, feel Him every second I take a breath and everywhere. I wanna have an intimate relationship with my Lord, with him... I really wanna be His creature which can depend everything on Him.

I wish I can find a great job which will make me be greater, wise, strong, tough, and enjoy my life.

I wish everything better inside myself, so I can feel better to live my life.

Thank you God, for everything you gave to me. Thank you...

Mimpi, Semoga Sih Bisa Jadi Kenyataan

Marry your daughter-Brian McKnight. Semoga nanti suamiku nyanyiin ini di resepsi pernikahanku atas inisiatifnya sendiri. I wanna met someone best. And I will marry, absolutely. Though it can be real in my 27th years old, it's okay. :)

Curhat Lanjutan Kemarin

Hello, good morning dear.

Pagi ini berat banget buat bangun dan memisahkan diri dari kasur. Badan rasanya capek banget dan pikiran masih berantakan. Sleep is a way to escape from reality, sementara waktu aja sih. But sleep is not as good as what I expected because it makes my problem became worst, sometimes. Fiuh, tapi alhamdulillah ya masih diberi pagi yang indah sama Allah.

Mau balik lagi ke hari kemarin dulu ya ceritanya.
Jadi kemarin aku tuh do many different things. Pagi-pagi musti ke suatu perusahaan BUMN besar buat masukin proposal permohonan bantuan dana kegiatan (terkait exchange AIESEC), terus siangnya ketemu pembimbing skripsi, nelfon kedubes Kamboja buat nanya persyaratan visa, booking tiket ke Kamboja tapi gajadi akhirnya, ketemu saudara di mall, and then back to my rent house and just slept. Tanpa mandi, tanpa cuci muka, tanpa gosok gigi. Jorok banget sumpah. Nah aktivitas terakhir ini nih yang bikin berantakan berkelanjutan sampai pagi ini. Gara-gara ga mandi dan langsung bobok itu bikin sistem di badan aku semacam eror. Huft. Yang tadinya ngrencanain semaleman ngerjain skripsi ngetik Bab 1 karena udah urgen nih sekarang! Eh gajadi. Dan sekarang, saat ini malah nulis blog. Woi, diri sendiri gue marah sama lu. Lu gitu banget sih susah dikendaliin. Aduh apaan ya ini aku nulis berantakan banget juga. So many things which I wanna to talk to but just there are no people around me who can listen my talks. It's okay, I still having you, my blog :*.

Gini gini, hal yang kemarin mau aku omongin sebenernya adalah mengenai pertimbangan buat tetep lanjut exchange 6 minggu ke Kamboja atau batalin itu semua dan fokus skripsi. Padahal sejauh ini aku udah keluar biaya lumayan banyak juga sih buat rencana exchange itu, sampe sekitar 2,5 jt. Sayang juga kalo ga dilanjut. Udah gitu juga aku bakal dapet bantuan dana dari fakultas tahun depan (Januari maksudnya) ya walaupun cuma 1 juta tapi alhamudlillah dong ya. Dan untuk sponsorship masih belum dapet nih. Udah follow up ke yang udah diapply agak lama tapi ga ada kepastian. Sedih. Ke yang baru, baru juga kemarin masukin. Terus belum biaya buat bikin visa dan biaya lainnya. Bakal tambah banyak sih biaya-biayanya. Aaaaa pusing.... Tapi sejujurnya hal ini didukung juga sih sama Bapakku (alhamdulillah, makasih banyak Pak). Walaupun akunya yang ga enak karena merasa amat sangat bersalah, berdosa sama beliau. Udah ga nurutin keinginan beliau buat lulus 3,5 eh malah minta hal-hal aneh yang mengeluarkan biaya ga sedikit juga. Ga enak juga sama adekku yang udah kuliah juga sekarang. I'm afraid if he will be jealous with me. Perasaan-perasaan khawatir yang ga udah-udah, pemikiran yang terlalu jauh ke depan, dugaan-dugaan yang belum tentu benar, dan ketidakpastian ini semua yang bikin aku galau super galau.... Tadinya aku mikir yak aku bakal tetep berangkat exchange dengan bilang ke Bapak, aku hutang sama beliau untuk biaya exchange ini. Tapi sok banget ga sih? Aku aja belum kerja, belum punya penghasilan sendiri. Iya sih nanti kalau udah kerja bakal bisa. Tapi masih nanti kan. Sedangkan beliau gatau juga kapan bisa butuh biaya itu. Ya tapi di lain sisi aku mikir kan selama ini aku belum pernah minta hal yang macem-macem, hal-hal mahal, belum pernah. Daridulu aku selalu nerimo (rasanya), ga minta HP canggih, ga minta motor, ga minta apalah yang biasanya anak-anak remaja minta ke ortu. Bahkan pas sekolah dari SMP dan SMA bahkan sekarang kuliah pun aku dapet beasiswa. Jadi Bapak ga perlu bayar uang pendidikan, ya paling bayar sih tapi ga full, cuma separuh atau untuk biaya apa gitu. Jadi wajar dan it's not much for me to ask him, mungkin.

Terkait kuliah, sekarang aku semester tujuh. Harus skripsi biar lulus terus wisuda. Beasiswaku masih jalan sampai sejauh ini sih, alhamdulillah. Jadi untuk semester depan Bapak ga usah bayarin biaya kuliah semesterku karena aku dapet beasiswa. Tapi untuk living cost khususnya bayar kosan sih aku pasti minta Bapak. Untuk living cost lain alhamdulillah aku bisa manfaatin penghasilan dari ngajar, jadi co fasil training, kerja sambilan yang lain juga, dan living cost dari beasiswa. Selama ini sih ga ada masalah. Tapi aku khawatir berhubung semester ini tuh tugasnya super duper berat, susah karena harus kelompokan, dan pokoknya challenging banget dibanding semester sebelumnya. I doubt with my score! Sama IP semester ini yang jadi syarat untuk masih lanjut sama beasiswa apa ga. Kalau ternyata IP semester ini ga mencukupi persyaratan, means bye bye beasiswa dan tentunya aku mengecewakan Bapak. Padahal aku udah minta-minta biaya besar buat exchange tapi apa yang aku kasih? Kekecewaan? Itu sih kekhawatiranku. Actually I am tired to live with to much ideal demands. Dari dulu aku rasanya ga pernah hidup bebas yang bener-bener menikmati proses. Selalu takut sama hasil dan akhirnya mem-push diriku untuk jadi perfeksionis, berusaha keras mencapai sesuatu. Sejauh ini berhasil dan berdampak baik sih dari achievementsku yang terlihat. Tapi sebenernya ga buat psikis dan my internal self. No. Ah bakal panjang kalau mau nyangkut kesini. Lewatin aja. Balik lagi, so udah gitu aku belum mulai skripsi looooh. Aku bakal spare time 6 minggu buat ga mikirin skripsi. dimana harusnya aku bisa manfaatin waktu itu untuk fokus skripsi. Iya sih emang itu pas liburan semester ganjil, yah lebih 2 minggu dari waktu seharusnya. I am afraid I am too late dan aku takut ketinggalan dari temen-temen. Ya Allah.... Bingung.... What should I do?


Dan... jengjeng, ada kejutan kemarin setelah ketemu PS.
Aku cerita ke beliau kalau aku ada kegiatan keluar untuk hal di atas selama 6 minggu. Dan you know what her reaction? She said that I have to go to join that project! Though it will takes time. jangan jadiin skripsi penghalang kamu, it's okay. Sumpaaaaah pernyataan beliau itu bikin kegalauanku berkurang. Ah semoga semua bisa kujalani dengan baik dan Allah memberikan jalan terbaik untuk semua ini. Aamiin.

Anyway just FYI, minggu depan tanggal 24-25 akan ada hajatan besar pertama kalinya di rumah sebagai bentuk syukuran sunatannya adekku yang paling kecil. Tapi kemarin, kotaku dilanda banjir bandang besar. Mungkin terbesar sepanjang sejarang. Flood everywhere. Sampai ke atap, baru pertama kali aku liat. Rumahku juga kena banjir... Ah Ya Tuhan, semoga Kau berikan hal baik di balik semua ini....

Daddy, Mommy, LDK, and WIP, i love you so much. I promise I will give my best for all of you. I will make you all happy and be closer to our God. Means, tambah relijius.... :D *yang terakhir random

Jumat, 20 Desember 2013

Hello! Curhat... Setelah Sekian Lama

Hello, it's been so long that we do not keep in touch. How's there, my blog? I miss you so much actually. Because sometimes I choose tumblr to be my "curhat" friend. I could forget about the password to access you. Oh poor me, because I have so many passwords and account.

Jadi gini, langsung aja yah?
Saat ini aku udah semester 7 loh di Psikologi. Ga terasa banget deh. Kayanya baru juga merasa nyaman dengan lingkungan. Baru juga berhasil adaptasi. Baru juga merasa menikmati hidup sebagai mahasiswa. Udah semester tujuh aja bro! Hidup itu singkat yah, waktu berlalu begitu cepat. Semester tujuh artinya adalah semester akhir, tahun terakhir, senior year! Means, SKRIPSI! SIDANG! LULUS! WISUDA! KERJA! *ga nyantai banget ya capslock jebol*. Ya penghujung perjalanan menikmati kuliah sarjana sudah dekat....

Now I'm 20th years old, still included in late adolescent based on Indonesian category, or start in young adulthood, based on western category. Yah intinya masa perpindahanlah ya. Emerging adulthood, peralihan antara remaja akhir menuju dewasa awal. Menurut tahap psikososial Erikson, tugas perkembangannya berati antara identity vs identity confusion atau intimacy vs isolation. Rasanya sih aku masih masuk ke yang identity vs identity confusion. Tapi ga dipungkiri sih masalah-masalah terkait intimacy vs isolation juga menjadi isu yang aku alami.

Terkait hal itu, di masa ini sejujurnya aku sedang mengalami kebingungan. I am an ambivalen person, labil, and always worried & anxious about future. Sebaiknya sih ini aku ceritain satu per satu ya. Tapi berhubung waktuku sedikit nih buat nulis, aku langsung ngomong general and broad aja deh tentang hal yang menggalaukan aku saat ini.

Dari semester tujuh (soal ini ada di tumblr aku), Bapak udah pesen terus biar aku mulai skripsi dan kalau bisa lulus 3,5 tahun. Because it's prestigious maybe, so if I can meet that thing for my father, he will be so gratefull, proud of me, and happy, MAYBE. Because I've never known about the real reason behind his desire. But, thus thing makes me so dizzy. Satu sisi aku pingin menuhin keinginan Bapak itu. Ga ada yang salah juga sih buat menuhin keinginan itu karena kan bisa bahagiain beliau, yang udah banyak berkorban mencari nafkah and do many things for me till I can be like myself right now. Kuliah di PTN yang katanya terbaik, boleh ambil jurusan yang emang aku pingin, and many more.

Tapi di sisi lain, aku merasa aku udah selalu memenuhi permintaannya, (padahal mungkin ga juga, aku juga sering bantah sih). Yah, dari SMP harus masuk kemana, SMA ambil kelas akselerasi, itu semua aku jalani demi beliau sebenernya, walaupun memang aku sendiri pun merasakan manfaat positif dari memenuhi hal-hal itu. And because I did those things for him, I can be someone great *maybe*, I can achieve something precious *entah buat aku apa beliau apa dua-duanya*, and etc. Right now, tiba masa dimana aku punya kewenangan besar untuk memutuskan sesuatu yang menjadi bagian hidupku, termasuk lulus kuliah though I still ask him to give living cost, *means I have not been independent*. Dari awal aku selalu nyari alasan buat bisa tetap lulus empat tahun. I wanna really enjoy my campus life, my adolescent life, my youth time. I don't wanna to rush. To be a employee, working woman... That's will be different with being a college student. Yaiyalah...
Jadi yaudah semester ini aku emang ambil skripsi, beruntung sih dapet payung penelitian dari dosen. Alhamdulillah, topiknya juga menyenangkan walaupun susaaaaah hah hah haah *nangis bombai* *lebay*. Tapi semester ini aku belum nulis apa-apa, belum juga mulai bab 1. Tapi udah ambil data sih berhubung ini buat bantuin penelitian dosen juga. Merasa bersalah juga sih akhirnya ketika ada temen yang berhasil sidang di akhir semester ini. Semacam guilty feeling to my father, I can not fulfill his desire, his hope. i'm sorry Dad. Sebenernya aku jadi taku nantinya akan disalahkan lebih jauh.
Justru yang harusnya aku serius mikirin skripsi semester ini aku malah ikutan AIESEC buat exchange ke Kamboja 6 minggu. Nekad sih. Ini juga yang masih bikin galau dan stres sepanjang waktu semester ini. Bentrok keinginan, to much tuntutan. Huft. Eh bentar ya, nanti kita sambung lagi. I have to meet my thesis guide! Pembimbing skripsi. Ini belom selesai loh ceritanya. Masih panjang. Keep in touch and remind me to continue it. Okay, love you my blog! :*