Minggu, 01 Mei 2011

Impossible...


Ketika itu, ketika aku melihatnya berjalan berdampingan dengan seseorang itu...
Aku merasa iri. Entah kenapa... Seharusnya aku tak pantas merasa iri. Bukankah Tuhan telah menganugerahkan segalanya dengan penuh keadilan dan sesuai dengan takaran untuk masing-masing hambaNya?
Tapi aku hanya manusia yang sering khilaf.
Dan aku manusia yang lemah dan mudah tergoda. Tergoda untuk mengingkari ajaranNya. Kuakui itu.
Aku iri karena aku rasa aku tak memiliki sosok seperti seseoran yang dia miliki.
Aku iri karena aku kini merasa sangat jauh dengan dirinya, figur yang memiliki peran yang sama dalam hidupku.
Aku iri, padahal jarak geografisku lebih dekat dengan seseorang itu daripada dia dengan seseorang miliknya itu.
Tapi dia begitu dekat dengan dia. Padahal jarak geografis dia dengan seseorang miliknya itu lebih jauh beberapa kali lipat dari jauhnya aku dengan seseorang milikku.




Iya memang berbeda.
Dan ini adil, seharusnya...
Tapi entah kenapa aku merasa ga adil. Karena aku sangat menginginkan figur dengan sosok seperti seseorang miliknya itu atau sejenisnya. Tapi aku tak memilikinya.
Namun seharusnya aku tetap mensyukuri anugerah dariNya atas seseorang yang aku miliki ini. Karena bagaimanapun dia adalah orang yang istimewa untukku. Dia pun luar biasa. Dia sangat luar biasa. Bahkan hingga saat ini pun aku bisa disini sekarang karena dia pula.
Tapi entah kenapa aku masih tetap menuntut yang lebih atas dirinya. Aku benar-benar tidak mensyukuri telah memilikinya. Aku benar-benar jahat dan buruk...
Aku ingin memiliki figur dia dengan sosok yang "kalem", lembut dan pengertian walau sebenarnya dia adalah orang yang lembut dan pengertian. Namun aku menuntut aku ingin lebih. Aku ingin dia seperti figur dia yang lain, yang orang lain miliki.
Berwawasan lebih dari aku. Bisa menjadi sandaranku setiap waktu. Bisa memberiku bimbingan sampai aku tua nanti, bukan hanya ketika aku masih kecil. Bisa mengajakku ke tempat-tempat yang indah yang belum aku tahu. Bisa memberitahuku banyak hal tentang hidup. Bisa membuatku merasa tenang karena kehadirannya. Bisa memberikan waktunya sepenuhnya untukku. Bisa mengerti setiap dunia dan permasalahanku. Bisa saling berbagi denganku. Tidak membuatku merasa muram. Bisa terlihat lebih dewasa dan kalem dariku. Bisa membuatku merasa bangga memilikinya. Bisa membuatku terus merindukannya. Bisa membuatku merasa tak ingin kehilangan dia. Bisa membuatku percaya dia akan baik-baik saja. Benar-benar baik. Bisa memberiku contoh yang baik dan benar. Bisa memberiku sesuatu yang ku inginkan. Bisa membelikanku sesuatu yang aku perlukan namun aku tak tahu kalau aku memerlukannya.



Aaarggh..!
Aku tahu aku terlalu banyak menuntut atas dirinya. Padahal dia sebenarnya telah menjadi sosok yang luar biasa dalam hidupku. Tanpanya pun aku tak tahu akan bagaimana. Namun tak terpungkiri aku membutuhkan dia untuk bisa mengubah beberapa hal dalam dirinya saat ini yang aku anggap sebagai hal yang seharusnya tidak dia lakukan dan miliki. Jujur terkadang aku merasa kesal dan lebih baik tak mendengar kabar tentangnya beberapa saat. Lagipula dia punya orang lain yang lebih perhatian dari aku, lebih pengertian dariku, lebih bisa membuatnya tenang dan tertawa, bisa membuatnya bersemangat menghadapi hidupnya, bisa mendengar kabar dari suaranya setiap hari. Meski dia tidak memiliki ikatan apapun, hanya mungkin ikatan emosional. Jujur aku cemburu dengan itu. Tapi aku pun bersyukur karena aku tak bisa seperti itu dan aku tahu dia membutuhkan seseorang yang seperti itu, jadi aku bersyukur karena dia tak merasa sangat tertekan atas hal yang mungkin dia tuntut dariku.
Namun aku semakin kehilangan sosoknya, selain karena jarak tapi karena perasaan itu juga...

Aku menangis aku menginginkan dia seperti itu.
Aku merasa sangat kesepian...

And Finally, aku rasa semua hal yang aku tuntut untuknya itu udah Impossible buat terwujud.
Keadaan terberinya adalah seperti ini jadi aku harus tetap mensyukurinya. Dan aku harus berprinsip, semua orang bahagia dengan anugerah masing-masing dariNya. Selalu ada yang SPECIAL dari tiap anugerahNya.
Dia adalah milikku dan ini adalah hidupku dan aku memang seharusnya seperti ini.

Actually I really MISS U so damn much. Kangen dan rindu denganmu di masa itu, merindukan sosokmu yang dulu yang lebih bahagia dan bersemangat.
Tapi impossible untuk kembali kesana karena tidak ada Doraemon di dunia nyataku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar