Aku merasa sangat berdosa, Tuhan. Tak mampu menahan egoku.
Aku merasa sangat hina di depanmu, tak mampu menahan nafsu itu.
Aku merasa menyesal setelah semua kulakukan.
Selalu memang penyesalan datang terlambat, di penghujung jalan yang telah ku lalui.
Tak ada guna memang, namun meniriskan luka yang mendalam dalam sanubari.
Aku merasa sangat sangat sangat menyesal Tuhan...
Namun aku lemah tak berdaya sehingga masih saja kuulangi.
Aku merasa sangat menyesal Tuhan, ketika imanku membuyar saat Kau hadirkan cobaan itu.
Cobaan untuk mengetes apakah memang aku kuat dan pantas kau limpahi kasih?
Tapi sampai kali ini aku masih saja tunduk pada ego dan superegoku.
Aku sungguh diperbudaknya.
Aku tak berdaya menolaknya.
Aku sungguh hina.
Aku sungguh sungguh ingin memulainya lagi dari awal, sebelum aku terjerumus ke dalam nafsu itu.
Aku ingin kembali ke waktu itu sehingga bisa memperbaiki semua dari awal.
Tapi apa kuasaku?
Aku tak berdaya. Sungguh. Aku menderita dengan semua ini sebenarnya.
Buta pada kepuasaan dan kesenangan sesaat yang sesat.
Tuhan... aku menyesal.
Aku akan berusaha tak akan mengulangi lagi.
Aku tak ingin meniriskan luka yang lebih mendalam kepada lubuk hati kecilku.
Aku terlalu tuli untuk mendengarkan bisikan sucimu dari dalam diriku,
Aku terlalu buta untuk memandang jauh ke depan, menerawang konsekuensi itu...
Yah, aku telah menyesal Tuhan.. Sungguh menyesal.
Bantu aku memperbaikinya dan menebus penyesalanku. Bantu aku Tuhan...
Aku merasa sangat hina di depanmu, tak mampu menahan nafsu itu.
Aku merasa menyesal setelah semua kulakukan.
Selalu memang penyesalan datang terlambat, di penghujung jalan yang telah ku lalui.
Tak ada guna memang, namun meniriskan luka yang mendalam dalam sanubari.
Aku merasa sangat sangat sangat menyesal Tuhan...
Namun aku lemah tak berdaya sehingga masih saja kuulangi.
Aku merasa sangat menyesal Tuhan, ketika imanku membuyar saat Kau hadirkan cobaan itu.
Cobaan untuk mengetes apakah memang aku kuat dan pantas kau limpahi kasih?
Tapi sampai kali ini aku masih saja tunduk pada ego dan superegoku.
Aku sungguh diperbudaknya.
Aku tak berdaya menolaknya.
Aku sungguh hina.
Aku sungguh sungguh ingin memulainya lagi dari awal, sebelum aku terjerumus ke dalam nafsu itu.
Aku ingin kembali ke waktu itu sehingga bisa memperbaiki semua dari awal.
Tapi apa kuasaku?
Aku tak berdaya. Sungguh. Aku menderita dengan semua ini sebenarnya.
Buta pada kepuasaan dan kesenangan sesaat yang sesat.
Tuhan... aku menyesal.
Aku akan berusaha tak akan mengulangi lagi.
Aku tak ingin meniriskan luka yang lebih mendalam kepada lubuk hati kecilku.
Aku terlalu tuli untuk mendengarkan bisikan sucimu dari dalam diriku,
Aku terlalu buta untuk memandang jauh ke depan, menerawang konsekuensi itu...
Yah, aku telah menyesal Tuhan.. Sungguh menyesal.
Bantu aku memperbaikinya dan menebus penyesalanku. Bantu aku Tuhan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar