Jumat, 07 Januari 2011

The Opening Note at the Beginning Year (2)

Argh, menyebalkan. Aku tidak memiliki hasrat dan ide untuk menulis akhir-akhir ini. Sebenarnya bukan tidak punya ide juga, aku punya hanya saja aku tidak tahu bagaimana harus mengeluarkan ide itu. Ada perasaan takut kecewa, takut kalau tulisanku buruk, dan takut. Selalu takut. Aku benci itu sebenarnya. Argh..!

Ada banyak topik dalam otakku untuk aku tulis. Hanya saja ketika aku ingin menuliskannya, berantakan. Semua jadi berantakan. Hal itu membuatku malas untuk menulis. Dan hal yang baru saja terjadi ini (beberapa menit sebelum aku menulis ini) pun menjadi masalah, penghalang untukku menulis. Laptopku tiba-tiba mati, atau koneksi internet tiba-tiba putus. Hal yang telah ku tuliskan hilang begitu saja. Iya aku yang ceroboh. Seharusnya aku menekan tombol save atau save now. Sudahlah, aku tidak ingin menyalahkan diriku lagi. Karena aku selalu menyalahkan diriku.

ah, entahlah apa yanbg aku bicarakan. Sampah..! Aku tak peduli, yang penting aku menulis.
Karena blogku ini berfungsi sebagai salah satu tempat sampahku, jadi biarlah blgku ini berisi sampah-sampahku. Aku akan berusaha tidak peduli dengan reaksi atau tanggapan orang lain tentang ini. Aku tahu, bodoh mungkin mempublish tulisan sampah di blog, apalagi ini bisa diakses siapapun, dibaca siapapun, untuk publik. Tapi biarlah...karena  blog membuatku lega. Aku merasa lega seolah-olah telah membuang sampahku ke laut ketika aku telah menuliskan sampah.
Aku tidak berharap ada seseorang yang membaca blog sampahku ini. Aku hanya ingin mencari media penghilangan sampah yang memenuhi otakku.

The Opening Note at the Beginning Year

Liburan panjang telah tiba. Sudah dari sepekan yang lalu sebenarnya, tapi aku masih disini. Di tempatku yang baru. Enggan sekali rasanya untuk kembali ke tempat itu, tempat yang telah lama sekali aku kenal, tempat yang telah menjadi rumahku selama 17 tahun. Entahlah karena apa.

Tapi, akhirnya karena suatu alasan, yang menurutku tidak terlalu mendesak, bahkan tidak mendesak bagi diriku, aku harus tetap kembali. Lagipula sudah pada umumnya semua orang kembali ke tempatnya ketika libur panjang. Lagipula di tempatku sekarang aku juga tidak memiliki kegiatan apapun, teman pun sudah banyak seklai yang pulang. Argh, tapi malas... Jadi hari ini, kuputuskan pulang. Sudah sejak lama aku menyiapkan mental, perasaan, dan antisipasi tingkah laku apa yang harus aku lakukan ketika nanti aku berada di tempat itu.Berlebihan kedengarannya. Iya, memang. Karena tidak semua orang tahu situasi yang ada dalam otakku yang sebenarnya. Ada suatu ganjalan. Ganjalan yang timbul lumayan lama, tapi tidak mau pergi juga. Aku risih sekali dengan ganjalan ini, tapi aku tak tahu cara mengusirnya. Ganjalan ini merembet ke dalam perasaan, melukai hati. Tertusuk, ketika aku mengingatnya dalam alam sadarku. Selama ini aku hanya berusaha memendam dan menganggapnya tidak ada. Tapi bagaimanapun sesuatu itu tetap menonjol, mengganjal otakku, merembet ke perasaanku, dan menyayatnya.