Minggu, 17 Oktober 2010

Puisi untuk mengenang pelajaran sejarah SMA ;)

Terima kasih Pak B.T. yang udah ngasih tugas bikin puisi sama prosa waktu itu, seenggaknya bikin aku tertarik dengan sejarah -Perang dingin- (lho, ga ada hubungannya sama puisinya dunk).. wkwkwk. biarin deh yg penitng nulis dan mencurahkan hati... :)

Refleksi Kemerdekaan

Kita bebas, tapi terjerat
Kita merdeka, tapi terjajah
Dulu jaya, sekarang tak berdaya
Kita kaya, tapi miskin
Kita pandai, tapi bodoh

Kita bebas, tapi terjerat
Terjerat dalam kubangan derita
Begitu dalam, tapi kasat mata
Tak lagi terlihat seperti derita saat ditindas kompeni
Tak lagi nyata seperti bekerja rodi
Kita terjebak dalam lingkaran separatis
Dalam identitas penuh kepalsuan

Kita merdeka, tapi terjajah
Naskah proklamasi memang sudah berkumandang,
Tiada lagi penjajahan oleh Belanda dan Jepang
Kita terjajah oleh sesuatu yang lebih ganas dari mereka
Tak terasa, menyatu dalam hidup kita
Terasa tak sekejam mereka
Tapi sebenarnya lebih kejam dari mereka
Kemerdekaan masih sebatas kata
Belum bermakna dalam jiwa bangsa
Ironis…

Dulu jaya, sekarang tak berdaya
Dulu, hijau zamrud kental
Kini hijau meranggas dan merana
Dulu luas membentang,
Kini mulai tergerogoti
Dulu bermoral, sekarang tidak lagi
Dulu kuat dan tegar,
Kini lemah dan payah
Dulu lekat dan rekat,
Kini penuh sekat dan tak lagi rekat
Mengapa ?
Karena negeri ini mulai kehilangan rakyat yang peduli akan tumpah darahnya,
politisi yang cinta rakyatnya,
elite yang setia mendampingi masyarakatnya,
agamawan yang bijak pada umatnya,
intelektual yang loyal terhadap publiknya,
dan pemodal yang memberikan cinta kepada pasarnya.

Kita kaya, tapi miskin
Kita pandai, tapi bodoh
Harta melimpah tapi tak terolah
Masih banyak kaum papa yang menderita
Tapi banyak pula pejabat yang semakin sering tertawa
Keadilan kian hari kian melepuh, ibarat api dalam sekam
ketidakadilan terus menggerogoti jiwa kemerdekaan 1945
Inilah fakta kehidupan bangsa ini sepanjang merdeka

Budaya beragam, tapi ingin seragam,
SDM melimpah tapi payah,
Tertipu muslihat para penjahat,
Tergiur kenikmatan palsu,
Tak heran kalau kita masih terjajah,
Oleh penjajah yang kasat mata,
Diam-diam menusuk, mencabik, merusak dan menggondol harta kita,
Memecah belah kita…

Lalu apa hakikat kemerdekaan  kita?
Sudah 64 tahun kita merdeka
Tapi itu hanya kata yang belum bermakna,
kemerdekaan bukanlah sekadar upacara di tanah lapang,
melainkan memberikan kelapangan untuk rakyat dalam mengisi kemerdekaan ini tanpa gangguan
untuk itu,
ayo bangkit bangsa Indonesia!
Menjejaki perjuangan para pahlawan
Menyadari refleksi kemerdekaan yang sesungguhnya
Menyusun puzzle yang mulai berantakan ini
Menjadi kokoh seperti semula,
Menemukan arti kemerdekaan seutuhnya
Untuk negeri tercinta,
Indonesia…






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar