Selasa, 19 Juni 2012

Curhat yang Tertunda (2): Liburan, Uang Menipis :D

Liburan semester genap telah berjalan selama hampir tiga minggu. Lega, tapi juga resah dan merasa tak teratur. Lega karena akhirnya semester empat yang berat bisa terlewati dengan hasil yang cukup memuaskan untuk diri sendiri. Ada kenaikan nilai akademik dibanding semester tiga. Resah dan tidak teratur karena kini aku tak lagi punya rutinitas yang penting dan berguna. Menganggur dan menghabiskan uang pada akhirnya. Karena merasa ketika masa kuliah berjalan tidak ada waktu untuk bersenang-senang dan tidak ada waktu untuk menuruti hobi, keinginan, ataupun memanjakan diri ("me time"). Yah, mungki karena akunya yang tidak memiliki time management yang baik ketika kuliah. Atau memang seberat dan sesibuk itu masa-masa kuliahku. Sekarang justru ketika masa liburan datang, yang artinya aku punya banyak waktu untuk melakukan banyak hal yang aku sukai, aku justru merasa... kacau. Terlalu  banyak keinginan, terlalu banyak rencana. Pada akhirnya justru tidak ada yang terlakasana sesuai rencana. Aku hanya menganggur dan menghabiskan uang... T.T

Karena merasa telah dua tahun kuliah di Depok, maka aku memiliki keinginan untuk menjelajah berbagai tempat yang selama ini telah dikenal banyak orang tapi belum pernah aku kunjungi. Tentu butuh biaya untuk memenuhi keinginanku yang ini. Dan memang di minggu ketiga liburan dari tiga bulan waktu liburan yang tersedia, aku telah dapat memenuhi beberapa keinginan dalam hal ini. Ya memang, uang jadi menipis. Terbersit juga rasa penyesalan karena merasa telah melakukan hal berbau hedonisme. Namun ada pula penyangkalan, kan ga setiap kali, ini baru sekali kok... Kapan lagi coba... Ah entahlah. Ketika aku kembali melihat realita kehidupan keluargaku, rasanya ada perasaan tak pantas melakukan hal itu tapi juga ada perasaan pembenaran atas hal ini karena memang aku tidak dapat mengharapkan mereka untuk membantu memenuhi kebutuhanku dalam hal itu.

Okay, aku akui memang tiga minggu awal liburanku ini tidak begitu efektif karena hanya kuhabiskan untuk menyenangkan diri sendiri, mencari ganti rugi atas ketidakmampuanku memenuhi kebutuhan dasar ini di masa lain. Namun alhamdulillah pada akhirnya aku dapet job buat ngajar juga. Walaupun pada akhirnya cuma bisa 4x pertemuan sebelum pulang kampung yang udah lama aku rindukan. Setidaknya ada sedikit hal bermanfaat yang aku lakukan di masa tiga minggu awal liburanku.

Curhat yang Tertunda (1)

Entah lagi kenapa aku ini. Penyakit malas menulisku masih terus saja hinggap. Jari jemari ini enggan banget untuk menari-nari lagi di atas keyboard, padahal ada banyak hal yang ingin kuabadikan menjadi sebuah kisah dalam tulisan. Agar ia tak hilang mengendap ke dalam alam bawah sadarku. Agar luka yang ada sembuh. Agar aku lega. Namun virus kegelapan hidupku belum sepenuhnya menghilang, masih menyelimuti. Meski kini dosis gelapnya menurun, namun tetap saja gelap. Gelap akan selalu membawa kemuraman, kemalasan, ketidakgairahan hidup, keengganan, kepesimisan, kepasrahan tanpa berusaha.

Entah hal apa saja yang telah terlewat yang ada dalam hidupku. Hal-hal mengenai perasaan, fakta, pengalaman, pelajaran hidup, dsb. banyak yang hanya kubiarkan lewat begitu saja. Ya.. karena kegelapan itulah penyebabnya.

Apa sih sebenernya kegelapan yang aku maksud itu? Entah... aku sendiri sebenernya juga bingung apa itu. Mungkin sebenernya aku tau, hanya saja tak ingin menganggap dan mengklaim hal itulah (BSP) penyebab kegelapan dalam hidupku sekarang. Tapi mungkin memang ituuuuu. Hah Tuhan, entahlah. Aku hanya berharap Kau segera berbaik hati memberikan pelita dalam gelapku sekarang. Telah lama aku terperangkap dalam gelap ini. Aku telah berusaha mencari sinar dan menghapus gelap yang menyelimutiku, hanya saja masih belum juga berhasil. Justru rasanya aku semakin terjerat ke dalamnya. Tuhan aku mohon... Aku mohon... Berikan pelitaMu. Aku butuhkan pelitaMu... Sangat Butuh.

Senin, 04 Juni 2012

Pekerja Sosial atau Entah Apapun Itu!

Entah kenapa selalu terselip dalam pikiranku, suatu saat aku ingin menjadi seorang pekerja sosial. Sejenis volunteer, yang bisa melakukan hal-hal berarti bagi orang lain, terutama yang kurang beruntung.

Apalagi setelah melihat film Loretta Claiborne. Aku yakin ketika nanti hidupku penuh dengan beban dan masalah namun ketika aku masih berbagi dengan mereka, orang-orang yang mungkin kurang mendapatkan afeksi dari orang yang seharusnya, aku akan merasa menjadi orang yang berarti. "I'm somebody!"

Aku rasa yang paling berharga dalam hidup ini adalah ketika bisa berbagi suatu hal dengan orang lain. Terutama orang-orang itu... Aku bertekad dan yakin saat ini, bahwa aku akan menemukan kebahagiaan itu disana. Nanti... Bahkan mungkin ketika aku bisa berbagi aku akan dapat melupakan tentang cinta, tentang hal yang penuh luka, tentang ketidakberuntunganku, tentang kemalanganku, dan aku akan mendapatkan banyak hal, terutama bagaimana cara bersyukur, bagaimana mencintai dengan tulus, bagaimana ikhlas, bagaimana bertindak tanpa mengharap pamrih, dan bagaimana menjadi bahagia, memperoleh authentic happiness.

Tuhan, dekatkan aku dengan tekadku ini. Bawa aku ke sana suatu saat nanti.
I just wanna be someone who can help another persons.
Semoga...

Tears

Liburan justru galau karena ga ada kerjaan. Terlalu nyantai... Belum libur mengeluh terus buat libur. Entah apa yang ku mau dari hidup ini. Rasanya selalu ga sepenuhnya tepat.

Okay,
I'll write about my classic problems, about my love.
Well, Tuhan masih belum berkehendak mempertemukannya secara fisik denganku.
Beberapa waktu terakhir ini rasanya jiwaku, emosiku, dan keinginanku terlalu melonjak, bergemuruh dahsyat, dan aku rasa memang ga baik hasilnya dari gemuruh dalam diriku itu.
I can't control my words to him again. I just text him about my real feelings. Many words, yang kalau aku utarakan ke orang nyata aku sadar pasti akan amat sangat menyakitkan. Aku terlalu agresif kepada orang ini, orang yang entah apakah benar-benar aku cintai atau hanya seperti kata Psikologku, orang yang membuatku kecanduan, addict, just like drugs or online games.
Aku tahu kata-kataku amat sangat kasar dan seringkali memang sengaja aku lontarkan. Kesabaranku tak bisa menahan gemuruh-gemuruh rasa penasaranku itu.
Seringkali aku berpikir ulang dan aku selalu melakukan excuse atas kata-kataku terhadapnya.
Dia pantas mendapatkan kata-kata itu. Lagipula dia juga bukan the real man. He just someone who makes me comfort in my other world, not in my real world.
Aku tahu dia ada, dengan segala barang yang telah dikirimkannya kepadaku atas permintaanku.
Tapi... I really need a real hug, not just words, a real boyfriend who has concrete form. I wanna tell the world that I really lucky to have you! I just wanna make them believe that you are a great man and I am the luckiest girl, though just in my life.
Tapi tanpa sosok konkritmu aku gabisa melakukan itu. Aku sendiri ragu gimana caranya meyakinkan orang lain.
Yeah, maybe this is just imagination and my addiction for you, not love. Not real love. But I still don't know. Because I really need you to stay beside me. I can't replace you from my heart, my deep feeling. I really wanna make this all come true. I wanna have you, the real you! You've made me crazy and take me into my dark years. God... I just wanna meet him. Please.
Meskipun dia udah janji, bulan Juli, 16. Tapi entah mengapa aku masih meragukannya. Aku hanya terburu-buru dan terlalu mengikuti nafsu mungkin. Tapi... terlalu lama aku menunggu, 15 bulan!
Okay and now, I just wanna let it flows, like the water in the river. And then it will stop in a place, somewhere.

Beberapa waktu inipun kata putus selalu terlontar darinya maupun dariku. Tapi tetap saja beberapa menit kemudian kami selalu tak tahan dan masih nyambung lagi. Tapi entah untuk yang kali ini. Aku hanya akan pasrah... I know I'm a cruel person for you. I just doing something normally, I think.